[caption id="attachment_372872" align="aligncenter" width="462" caption="Suasana saat penganugerahan Wirausaha Muda Mandiri Award (doc: detik.com)"][/caption]
Judul di atas merupakan isyarat dan suara hati dari seorang bankir yang sudah berpengalaman, yaitu Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin. Ungkapan ini beliau utarakan ketika menyampaikan pidato pada pembukaan acara Penghargaan Wirausaha Muda Mandiri yang terdiri dari Mandiri Young Technopreneur dan Wirausaha Sosial di Jakarta Convention Center, hari Kamis tanggal 12 Maret,2015.
Acara ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anang Agung Gede Ngurah Puspayoga, para pelaku usaha pemula, mahasiswa dan lain-lain.
Menariknya adalah justru beliau mengajak para mahasiswa untuk tidak mengikuti jejaknya sebagai bankir. Tetapi menyarankan untuk menjadi seorang pengusaha atau wirausahawan saja. Tentunya ajakan ini mendapat tepukan yang luar biasa karena dihadiri oleh para pelaku usaha pemula dan mahasiswa, karena pada saat itu adalah penentuan siapa yang terpilih menjadi Wirausaha Muda Mandiri Award, baik dari segi Technoprenuer maupun dari segi Wirausaha Sosial.
Pesan beliau adalah : "Adik-adik mahasiswa, jangan bermimpi jadi bankir seperti saya, tetapi jadilah wirausaha seperti Pak Jokowi ketika muda." Dia beralasan bahwa dengan menjadi seorang pengusaha kemanfaatannya akan jauh lebih banyak pada masyarakat luas, daripada menjadi seorang bankir. Karena kalau seseorang menjadi seorang pengusaha (wirausaha), katakanlah bisa menyerap 5 tenaga kerja dan kalau usahanya makin besar bisa menyerap 30 tenaga kerja, bahkan bisa lebih banyak lagi. Sedangkan kalau menjadi seorang bankir hanya bisa menyerap 1 tenaga kerja. Dengan demikian, menjadi seorang pengusaha akan banyak memberikan dampak lebih luas bagi masyarakat
Selain itu, para pengusaha juga memberikan konstribusi besar bagi perekonomian. Ia mencontohkan dana-dana yang ada di bank, selain masyarakat biasa umumnya adalah milik para pengusaha. Dalam pidatonya dia menambahkan bahwa, " Bank itu semakin besar kalau banyak orang yang menabung, dan banyak orang yang meminjam ke bank. Tetapi, yang menabung dan yang banyak meminjam ke bank itu bukan lah direktur bank seperti saya, tapi pengusaha."
Dalam kenyataannya memang benar. Bank tidak akan bertambah besar kalau tidak ada para pelaku usaha yang mau menyimpan dan meminjam uangnya di bank. Karena uang mereka yang memang besar, tapi kebutuhan untuk usahanya lebih besar lagi, makanya mereka perlu bank untuk menjembatani kebutuhannya dan untuk menjamin keamanan uang yang disimpan tentunya.
Sementara untuk para pegawai dalam berbagai jenis kebanyakan adalah menabung, kecuali untuk kebutuhan yang lebih besar seperti pembelian rumah (apartemen, dll), barulah mereka meminjam ke bank. Namun relatif lebih kecil dibanding dengan kebutuhan uang para pengusaha.
Itulah sebabnya perbankan bisa tumbuh subur karena adanya selisih penghasilan yang diperoleh dari peminjaman uang dikurangi dengan bunga yang dibayarkan ke penabung. Ditambah dengan biaya-biaya lain yang dibebankan kepada para nasabahnya.
Dengan demikian jelaslah semakin banyak para pengusaha (wirausaha) semakin makmur suatu negara. Yang pada akhirnya pengangguran pun akan berkurang, karena masing-masing pengusaha akan merekrut pegawai untuk membantu usahanya. Tentunya semakin besar usaha, semakin banyak pegawai yang dibutuhkan. Saat ini jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 2 juta (2.000.000) per tahun, sementara yang terserap baru 800.000 per tahun
Sayangnya jumlah wirausaha di Indonesia masih sangat sedikit dibanding dengan negara-negara lain. Di Indonesia jumlah wirausaha yang ada baru mencapai 1.65% dari jumlah 250 juta penduduk. Sementara Malaysia sudah mencapai 5%; Singapura 7% dan Thailand ada 4%. Memang menurut perkiraan jumlah wirausaha yang dibutuhkan paling tidak ada 2-4 % dari jumlah penduduk. Semoga kehadiran lomba kewirausahaan nasional ini, (Mandiri) akan membantu mencapai target menjadi 2 persen.