Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Learning by Doing di Kompasiana

20 Juni 2012   23:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1340233766506689681

[caption id="attachment_189467" align="aligncenter" width="312" caption="Learning by Doing (doc: Fotolia.com)"][/caption] Aku benar-benar bisa merasakan belajar di Kompasiana, terutama dalam dunia tulis menulis. Selama ini aku memang masih bermimpi untuk bisa menulis. Ternyata sekarang aku sudah bisa mewujudkannya, biarpun masih sedikit sekali karyaku dibanding usiaku bergabung di Kompasiana, he he he. Tak apalah, yang penting aku tetap berusaha untuk bisa mewujudkannya. Insha Allah pelan tapi pasti tujuan itu akan segera tercapai, asalkan aku tetap konsisten dan mempunyai komitmen yang tinggi. Hal itu jauh lebih baik daripada hanya sekedar mempunyai keinginan semata, tapi takut mempraktekannya. Disini aku benar-benar dituntut untuk langsung menulis, menulis dan tentunya terus menulis. Tak ada resep lain yang lebih ces pleng daripada menulis itu sendiri. Itulah yang namanya belajar sekaligus langsung berbuat. Tidak hanya teori saja yang kupelajari, tetapi aku berusaha menerapkannya dalam kehidupanku sehari-hari. Tidak gampang memang, apalagi dengan berbagai alasan yang bisa dibuat sebagai kambing hitam. Wuih, apa saja bisa dipakai sebagai alasan. Tidak percaya??? Silakan di list sendiri/daftar satu-satu kenapa nya agar tidak jadi menulis. Tentu barisan itu akan panjang. Semakin diulur waktu untuk mempraktekannya, semakin banyak barisan alasan yang ada. Lebih baik, mulailah saja sekarang dengan segala kemampuan yang ada. Aku yakin dengan berjalannya waktu kelincahan dalam merangkai kata-kata akan bisa terwujud. Tentunya butuh proses dan kesabaran. Apa yang tidak bisa dilakukan di dunia ini? Semuanya bisa diwujudkan, asalkan kita mau berusaha. Benar juga kata pepatah, Nothing is impossible. Jadi tak perlu ditakutkan lagi kalau keinginan kita belum terwujud. Tinggal menunggu waktu saja, asalkan kita tetap mempunyai impian itu dan tentunya terus berusaha. Menulis memang sangat sulit sekali pada awalnya bagiku. Itu yang kurasakan selama ini. Apalagi aku sendiri tidak menjadikan menulis sebagai salah satu hobi sejak kecil. Baru sebatas keinginan saja. Tapi dalam praktek kehidupan sehari-hari belum kulakukan. Namun, yang namanya mengikuti training-training dalam dunia tulis menulis boleh dikatakan tidak pernah berhenti. Bahkan sejak saya masih kuliah di Yogja dulu. Pertama sekali, aku mengikuti kursus dunia tulis menulis jarak jauh dari "The Liang Gie" dan anehnya aku dinyatakan Lulus dengan predikat Baik. Sampai sekarang Sertifikat itu masih ada dan aku laminating, rasanya pingin aku pasang di dinding sebagai pengingat saja, bahwa aku bisa menulis pada dasarnya. Aku juga mendapatkan nasehat dari mentorku pada waktu itu, katanya ide atau argumenku sudah seperti orang hamil, tinggal melahirkannya atau mengeluarkannya  saja.  Tapi sampai sekarang dan bahkan kursus terakhir yang kuikuti  belajar menulis Online dengan Joni Lis Efendi tidak membuatku tertantang untuk mempraktekannya. Rasanya pemilik Kursus/Kelas Belajar Online ini juga bergabung di Kompasiana. Tidak ada satupun tulisanku yang pernah kukirim ke dia, karena aku memang belum berani unjuk gigi dengan tulisanku. Aneh, tapi nyata!. Begitu juga dengan berbagai komunitas kepenulisan atau milist-milist dari yahoo groups juga banyak yang kuikuti. Semua itu tidak memaksaku untuk menulis secara utuh sebagai satu kesatuan. Paling-paling hanya sekedar respon atau menjawab beberapa tulisan yang memerlukan tanggapan. Jadi bagiku baru sekedar menulis seperlunya saja. Selebihnya, aku lebih senang sebagai silent reader, bukan untuk berbuat atau menghasilkan karya. Tapi di Kompasiana ini, aku benar-benar tertantang untuk bisa berbuat atau mengaktualisasikan diri apa yang ada dalam pikiranku maupun  angan-anganku. Aku sungguh bersyukur sekali, berarti aku bisa belajar sekaligus mempraktekannya. Teori-teori kepenulisan pun sudah banyak sekali atau hampir semua sudah kubaca, bahkan sampai hafal nama-nama penulisnya. Walaupun secara personal aku belum pernah ketemu darat. Bagiku tidak mengapa? karena belajar khan bisa darimana saja dan kepada siapa saja, tanpa kita harus meninggalkan rumah. Itulah hebatnya dunia sekarang dengan kemajuan teknologi informasi. Hanya dengan duduk manis di rumah kita bisa belajar apa saja. Bahkan ada orang yang menyebutnya dengan, Information overload, saking banyaknya informasi yang bisa kita dapatkan. Namun, resiko dan tantangannya adalah bisakah kita memilah-milah mana informasi yang bagus, benar, akurat atau informasi yang benar-benar dibutuhkan? atau hanya sekedar informasi yang bisa kita comot sana sini tanpa tahu sumber itu darimana diambilnya. Terus kita bisa mengambil kesimpulan?? Itulah sekarang yang menjadi kendala, semakin banyak informasi yang simpang siur, semakin kita dituntut untuk lebih dewasa, jeli dan tentunya sangat hati-hati. Sebab kalau tidak justru akan menjadi bumerang buat kita sendiri yang akhirnya malah merugikan. Dianggapnya bermanfaat, ternyata malah membawa kita kepada kerugian yang lebih besar. Mungkin inilah yang disebut Pak Dahlan Iskan, Menteri BUMN kita dengan Virus Informasi Setengah Matang. Ucapan ini beliau lontarkan pada saat kunjungan kerja di suatu desa di lereng Gunung Ceremai, Kuningan, Jawa Barat. Beliau menyayangkan informasi yang kurang lengkap tersebar ke masyarakat bahkan sampai ke desa-desa terutama tentang hutang negara yang terus meningkat, rawannya swasembada pangan dan  isu tentang impor garam, sehingga masyarakat di desa-desa ikut merasakan dan memikirkan beban negara. Kasihan memang rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa untuk urusan negara yang lebih besar, malah ikut merasakan. Sementara mereka yang diatas sana malah enak-enak kunker maupun menyalahgunakan wewenangnya. Semoga kita bisa belajar dari segala kejadian yang ada dan bagi saya sendiri memang harus pandai-pandai memilah informasi agar sebisa mungkin akurat. Karena dampaknya akan sangat besar, walaupun terkadang butuh waktu, tenaga yang lebih lama dan tentunya  uang untuk memperolehnya. Tulisan ini sekedar curahan hati dalam rangka berbagi pengalaman saya pagi ini. Yeah, saya menikmati proses belajar sambil berusaha dan mempraktekannya secara langsung. Terlambat mungkin?? Tak apalah, yang penting niatan saya masih ada dan tentunya impian saya untuk bisa menulis masih tetap tersimpan di dalam hati ini. Semoga impian itu akan indah pada waktunya, amien. Bagaimana dengan Anda???? Terima kasih dan Selamat beraktivitas.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun