Foto Bersama peserta Workshop Investasi Cerdas Batch - 1 (doc: mbak Rani)
Saya sengaja menggunakan tagline yang dipakai pada peluncuran Genta Pasar Modal pada hari Rabu (12/11/2014) di Istora Senayan Jakarta sebagai judul dalam tulisan saya kali ini. Hal ini karena saya berharap semoga dengan bertambahnya ilmu dalam berinvestasi, membuat saya lebih cerdas, yang akhirnya akan memperoleh masa depan yang cerah. Persis dengan judul yang saya tulis diatas, “Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku”.
Itulah sebabnya saya mungkin termasuk salah satu blogger yang beruntung bisa mengikuti workshop tentang pasar modal yang diadakan oleh kerjasama Bank Mandiri, dalam hal ini Mandiri Sekuritas dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Tujuan diadakan workshop ini antara lain adalah untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan cara berinvestasi yang benar di pasar modal, sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia sebagai pelaku di pasar modal. Selain itu, program ini juga akan memberi gambaran bagaimana investasi di pasar modal menjadi alternatif investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akhirnya kelas ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan jumlah investor yang diharapkan dapat mendorong peningkatan nilai transaksi serta meningkatkan pangsa pasar di seluruh Indonesia.
Sebenarnya saya pernah mendengarkan workshop tentang pasar modal beberapa tahun yang lalu sekitar tahun 2010. Acara disponsori oleh salah satu bank swasta, yaitu kerjasama CIMB Niaga dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Acara dan tempatnya sama di Bursa Efek Indonesia, cuma beda ruangan yang dipakai. Kala itu kami menggunakan ruang kelas dengan banyak sekali pesertanya. Jadi saya benar-benar tidak nyambung apa yang diajarkan. Apalagi saya belum banyak tahu tentang dunia pasar modal di Indonesia dan perusahaan-perusahaan apa saja yang sudah masuk dalam daftar emiten. Celakanya lagi, dana yang mau dipakai untuk investasi juga tidak ada, menambah pusing kepala saya pada saat itu. Benar-benar saya merasa bahwa belajar pasar modal tidak membekas sama sekali.
Setelah itu saya disibukkan oleh berbagai aktivitas lainnya, baik itu kerja, mengurus rumah tangga, bisnis maupun kegiatan ngeblog di Kompasiana. Jadi waktu berjalan begitu cepat. Akhirnya uang yang sudah saya sisihkan lama-lama menumpuk, akhirnya saya bingung mau diapakan uang ini. Pernah juga menanyakan kemungkinan uang yang ada di tabungan mau didepositokan, tapi melihat return nya yang kecil saya mundur. Apalagi uangnya harus ditahan untuk beberapa saat sesuai dengan perjanjian. Membuat saya berpikir ulang 2-3 kali.
Beruntunglah kesempatan untuk belajar pasar modal itu datang untuk yang kedua kalinya. Kali ini saya benar-benar sudah siap. Bahkan sebenarnya saya sedang mencari cara, bagaimana saya bisa melipat gandakan uang secara lebih cepat. Karena saya merasa pertumbuhan uang saya begitu lambat dan saya tidak sabar kalau harus menunggunya terlalu lama, heheheh.
Saya juga sudah mencari berbagai peluang waralaba, yang murah meriah tapi tidak membuat saya capek. Hal ini karena saya sudah mempunyai kegiatan yang luar biasa banyak. Begitu juga dengan kemungkinan investasi dalam bentuk emas batangan. Namun saya melihat sedikit riskan, khawatir kalau ada pencuri atau saya sendiri yang lupa menaruhnya. Bagaimana dengan peluang investasi hijau yaitu dengan cara menanam pohon? Mau juga, tapi sayangnya saya belum punya tanah yang bisa dipakai untuk menanam, alias ladangnya. Berarti saya harus membeli tanahnya lebih dahulu. Belum lagi dengan jarak yang harus saya tempuh untuk kesana kemarinya. Ah! kok ribet ya rasanya.
Maka kehadiran workshop tentang pasar modal yang disponsori oleh Mandiri Sekuritas dan PT Bursa Efek Indonesia, yang diadakan pada tanggal 25 Oktober 2014 lalu, benar-benar sudah saya tunggu-tunggu. Beruntunglah saya termasuk salah satu peserta yang terdaftar dari Komunitas Emak-emak Blogger (KEB). Kami begitu antusias mengikuti workshop ini, walaupun diadakan pada hari libur Tahun Baru Hijriyah yang lalu.
Ternyata tak hanya keberuntungan mendapatkan ilmu baru dalam workshop “Investasi Cerdas” ini, tetapi juga kami mendapat tambahan modal Rp 250.000 dari Mandiri Sekuritas dengan membuka rekening efek di Mandiri Sekuritas, yang disebut dengan rekening Mandiri Tabungan Bisnis Investor atau MTBI.
*****
Pukul 10.00 kami memasuki ruangan di Main Hall, tempat yang dulu dipakai oleh para pialang saham dalam bertransaksi di lantai bursa. Namun dengan kemajuan teknologi komunikasi yang telah berkembang begitu cepat, kini transaksi Online Trading bisa dilakukan dimana saja. Akhirnya ruangan tersebut dimanfaatkan sebagai sarana sosialisasi dan edukasi, yang dikenal dengan nama Galeri Simulasi IDX.
Acara kemudian dibuka dengan kata sambutan oleh mas Yulianto Aji Sadono, sebagai Ketua Divisi Edukasi Bursa Efek Indonesia. Dalam sambutannya, mas Aji sangat menyayangkan karena dari 315 investor yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, lebih dari separuhnya adalah investor asing. Ini berarti bahwa keuntungan usaha yang diperoleh di pasar modal kita, lebih banyak dinikmati oleh pihak asing. Ironis sekali. Oleh karena itu dia berharap dengan workshop Investasi Cerdas ini, sosialisasi dan edukasi dalam berinvestasi semakin luas sehingga kelak memberikan implikasi pada kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan berikutnya adalah sambutan dari mbak Febriati Nadira, sebagai Executive VP Corporate Communication Mandiri Sekuritas yang memberikan kata sambutan. Mbak Ira menyebutkan bahwa kini melakukan transaksi saham lewat online trading sudah jauh lebih mudah dan cepat, dibanding sebelumnya. Bahkan ibu rumah tangga dan mahasiswa sekalipun bisa melakukan transaksi ini dari rumah maupun kampus. Fasilitas yang dimiliki Mandiri Sekuritas memungkinkan investor secara interaktif dalam melakukan transaksi, termasuk lewat mobile phone. Dia menegaskan bahwa workshop Investasi cerdas ini merupakan suatu wujud komitmen Mandiri Sekuritas untuk mengedukasi masyarakat, khususnya blogger, mengenai bagaimana berinvestasi di pasar modal dan mengelola resikonya dengan bijak serta terukur.
Memasuki pemberian materi, yang pertama diisi oleh Ketua Divisi Edukasi Bursa Efek Indonesia, yaitu mas Derry Yustria Surya Dharma. Mas Derry menyebutkan bahwa Investasi itu ibarat menanam pohon. Ada beberapa faktor yang berperan, antara lain bergantung pada bibit, butuh proses dan waktu, butuh disiram dan diberi pupuk dan berharap cuaca selalu baik. Jadi ada resiko disini, tapi bukan perjudian. Intinya investasi itu bukan produk instan. Tidak ada investasi tanpa resiko. Begitu juga tidak ada investasi yang menjanjikan uang berkali kali lipat hanya dalam sekejap. Kalau ada yang seperti itu, berarti sudah pasti investasi yang abu-abu alias investasi yang tidak benar.
Mas Derry juga menegaskan bahwa tujuan berinvestasi itu mungkin untuk mendapatkan kekayaan, tapi sesungguhnya tujuan utama dari investasi adalah untuk melindungi aset yang kita punya, agar nilainya tidak berkurang. Semisal, saat ini kita memiliki uang 10 juta, kalau uang itu hanya disimpan, 10 tahun kedepan sudah bisa dipastikan nilainya akan berkurang. Coba kalau diinvestasikan dengan tepat, nilainya tidak akan berkurang bahkan bisa bertambah.
Oleh karena itu untuk memulai investasi di pasar modal, kita mesti menentukan tujuannya terlebih dahulu. Dengan demikian arah investasinya akan menjadi lebih jelas serta terarah. Kemudian kenali profil resiko kita, apakah Risk Averter, Moderate dan Risk Taker. Tidak ada salahnya juga mempelajari alternatif investasi dari Saham, Obligasi, Sukuk, Reksa Dana.
Selanjutnya mas Derry juga menjelaskan bahwa sebenarnya investasi itu merupakan i yang ketiga. Karena sebelum berinvestasi, masih ada dua i yang harus diketahui. I yang pertama adalah 'insyaf', maksudnya insyaf dalam hal apa? Dalam hal berbelanja. Terkadang disadari atau tidak, kita itu pasti pernah atau mungkin sering berbelanja hal yang tidak penting, yang dibeli hanya atas dasar suka bukan karena butuh. Kalau terus dibiarkan, lama-lama kita bisa menjual barang yang kita butuhkan, hanya untuk barang yang kita inginkan.
Sementara, i yang kedua adalah irit. Yaa, karena berinvestasi itu harus menggunakan uang lebih. Logikanya, bagaimana mau punya uang lebih, kalau irit aja tidak bisa. Sedikit - sedikit jajan, sedikit-sedikit belanja.Sedangkan i yang ketiga itu tadi yang disebutkan diatas, yaitu investasi. Jadi urutannya: insyaf - irit - investasi, demikian mas Derry menjelaskannya.
Selain itu, poin penting dalam berinvestasi adalah, Manage Risk atau mengecilkan kemungkinan merugi. Bagaimana caranya? Tentunya dengan belajar dan terus belajar, karena saat ini sudah ada sekolah pasar modal yang diadakan oleh BEI, maka kita pun bisa memanfaatkannya.
Dengan demikian kita bisa terhindar dari Penipuan Investasi yang sedang marak terjadi dalam masyarakat. Dia kemudian mengingatkan untuk jangan sampai tertipu oleh penawaran investasi dari perusahaan yang tidak jelas. Bila ada perusahaan yang menawarkan investasi, sebaiknya dicek dulu izinnya ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK), karena hanya OJK yang berhak mengeluarkan izin perusahaan investasi di Indonesia.
Mas Derry kemudian menguraikan prinsip dasar berinvestasi di pasar modal antara lain: Pergunakan dana lebihatau yang menganggur (excess fund). Terus dapatkan informasi mengenai produk investasi sebanyak mungkin, sebelum mengambil keputusan berinvestasi (product knowledge). Jangan menempatkan seluruh dana investasi pada satu jenis instrumen yang sama (Don’t put your eggs in one basket). Selanjutnya Disiplin melakukan target investasi, baik profit maupun cut loss.dan akhirnya kenali perusahaan sekuritas dimana kita berinvestasi (know your broker principle).
Belajar dari pengalaman, transaksi saham di pasar modal memberikan keuntungan yang signifikan, dibanding instrumen investasi lainnya misalnya menabung di Bank. Resiko pasti ada, namun sepanjang itu bisa dikelola dengan baik, cerdas dan profesional semua itu bisa dieliminir. Jadi tak perlu cemas berlebihan, jelas mas Derry dengan bersemangat. Apalagi dana pemodal juga dilindungi dan dijamin oleh SIPF (Securities Investor Protection Fund), sebagai kumpulan dana yang dibentuk untuk melindungi Pemodal dari hilangnya Aset Pemodal..
Materi berikutnya dibawakan oleh mas Fath Aliansyah Budiman, Assistant Vice President Equity Capital Market Retail Mandiri Sekuritas. Dengan penjelasannya yang sederhana, dia menguraikan tentang kiat memulai investasi di pasar modal. Dia mengajak peserta untuk mencari perusahaan yang mudah dijelaskan bisnisnya kepada orang awam sekalipun. Tak perlu jauh-jauh, tapi mulailah dari barang-barang yang berada di sekeliling kita dan dekat dengan keseharian kita. Biasanya jenis perusahaan tersebut cenderung naik nilainya.
Misalnya perusahaan-perusahaan Consumer Goods bisa dipakai sebagai alternatif pilihan, karena barangnya kita pakai sehari-hari. Atau bisa juga perusahaan perbankan yang sering berinteraksi dengan kita. Intinya, sebagai investor pemula kita mesti jeli, cerdas dan kritis untuk menentukan pilihan. Sedangkan untuk kinerja emiten bisa dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikannya. Bisa juga belajar dari yang sudah berpengalaman, belajar dari internet, dan yang paling penting adalah kenali psikologis diri sendiri.
Harus diakui memang, dinamika turun naiknya harga saham cukup membuat pelaku investor risau. Kendati demikian meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan, namun secara rata-rata IHSG naik terus, bahkan IHSG pada hari Jum'at kemarin mencatatkan indeks pada 5450.29 per February 27, 2015. BEI juga berhasil mencatatkan rekor jumlah emiten saham baru tertinggi dalam satu tahun selama 15 tahun terakhir, dengan jumlah emiten saham baru mencapai 31 emiten, melebihi target yang telah ditetapkan, yaitu 30 emiten baru.
Analisa Fundamental dan Tekhnikal
Mas Fath kemudian menjelaskan lebih jauh mengenai Analisa kritis, baik teknikal maupun fundamental atas kinerja efek menjadi salah satu poin penting yang perlu diperhatikan dalam melakukan transaksi saham di pasar modal. Jangan sampai kita salah dalam membuat keputusan. Selain itu sang investor tak sekedar dituntut memiliki kemampuan/skill yang bagus dalam memilih saham namun juga stamina dan “staying power” agar bisa tetap bertahan di tengah hempasan badai moneter yang mendera kencang. Hal ini karena naik turunnya IHSG terkadang seperti roller coaster, yang bisa berubah begitu drastis hanya karena rumor yang beredar di masyarakat.
Pada kesempatan itu pula diberikan waktu kepada salah satu blogger, mbak Fioney Sofyan yang sudah terjun dalam online trading di pasar modal memberikan testimoni. Dia mengatakan bahwa sebagai ibu rumah tangga, dia sangat menikmati melakukan transaksi di pasar modal. Semula dia menganggap proses ini susah, tapi ternyata tidak seribet yang dia bayangkan. Trading saham sama filosofinya dengan belanja di pasar, yang biasa dia lakoni selama ini. Kini dia melakukan aktifitas trading online di pasar modal sambil mengasuh anak dirumah.
Mbak Fioney pun berujar kalau dia mendapatkan inspirasi terjun ke dunia pasar modal setelah mengikuti Obrolan Langsat. Ia kemudian melanjutkan, setidaknya dia bisa mendapatkan 2 keuntungan dari kegiatan ini yaitu meningkatkan pendapatan tanpa menambah kerja ekstra yang berlebihan, sehingga masa depan finansial bisa lebih terjaga serta yang kedua ikut meningkatkan perekonomian negara.
Di kesempatan lain mbak Venus juga ikut memberikan testimoni. Dia mengungkapkan bahwa sebelum memulai investasi saham di pasar modal, bersiaplah untuk investasi waktu dulu. Artinya kita memang harus belajar lebih dahulu. Kita mesti menyiapkan waktu antara lain untuk belajar banyak hal dan istilah baru di dunia pasar modal. Dan juga tentunya waktu untuk melakukan transaksi online di pasar modal secara lebih cerdas dan taktis. Dia bilang sangat menikmati apa yang dia lakukan, karena dia tak sekedar mendapatkan tambahan pendapatan, namun juga waktu yang lebih banyak untuk keluarga.
*****
Seusai makan siang, acara dilanjutkan dengan praktek langsung simulasi trading online di pasar modal. Kami diberikan user name, password dan PIN untuk bisa mengakses Mandiri Sekuritas Trading Online.Sebagai modal awal, kami diberikan “modal fiktif” sebesar Rp 50 juta agar bisa bertransaksi disana.
[caption id="attachment_371010" align="aligncenter" width="425" caption="Berbagai aktivitas ketika kami sedang workshop (doc: Ranii Noviarany)"]