[caption id="attachment_366792" align="aligncenter" width="537" caption="Personal Finnace (doc: www.rumahwirausaha.co)"][/caption]
Selama ini saya tidak pernah memikirkan beda antara menyisihkan dengan menyisakan uang. Lha wong yang mau disisihkan atau disisakan saja tidak banyak. Bahkan seringnya malah tidak ada yang bisa disisakan. Boro-boro mau disisihkan (uangnya). Terus kenapa saya perlu mikir yang berat-berat masalah yang belum ada di depan saya?. Makanya dua kata itu berlalu tanpa meninggalkan pesan untuk aksi sedikit pun. Hingga suatu saat, saya dihadapkan pada kenyataan bahwa saya benar-benar membutuhkan (uang) dalam jumlah yang banyak (tidak sedikit). Dan itu, ternyata ada hubungannya dengan tindakan dari dua kata tersebut yaitu menyisihkan dan menyisakan (uang).
Akhirnya saya pun mulai berpikir. Oooh ternyata beda ya antara menyisihkan dengan menyisakan. Telat nih saya memraktekkannya, hahahhaha
Mungkin selama ini yang saya lakukan lebih pada menyisakan dibanding dengan yang banyak orang lakukan yaitu menyisihkan. Pantes saja lain hasilnya. Bagaimana tidak?
Menyisihkan (uang) lebih cenderung pada komitmen, bahwa kita harus melakukannya. Jadi lebih ke perilaku aktif bahwa kita memang harus menyisihkan uang untuk bisa mencapai atau meraih suatu keinginan dan cita-cita. Jadi menyisihkan dilakukan pada awal bulan (gajian), dimana uang yang kita terima masih utuh. Sementara menyisakan lebih pada tindakan pasif, karena menunggu hasil dari apa yang telah kita lakukan (belanjakan). Namanya saja sisa, bisa ada dan sebaliknya bisa juga tidak ada. Kalau semua uang sudah habis dibelanjakan, berarti tidak ada lagi yang disisakan.
Jadi jangan berharap kalau uang yang disisakan itu akan berjumlah banyak. Cuma kelebihannya adalah lumayan masih ada yang tersisa. Bukan minus atau kurang. Tapi efek selanjutnya akan beda tentunya. Dengan mengumpulkan uang yang tersisa dari sana sini, akan dibutuhkan waktu yang lama untuk bisa mencapai jumlah yang banyak.
Sedangkan kalau kita punya komitmen di awal dengan menyisihkan uangnya lebih dahulu, seringnya akan lebih cepet mencapai tujuan. Karena niat kita untuk menyisihkan (uang) biasanya sudah terencana, berapa uang yang mau disisihkan. Tinggal sisanya, baru kita bebas untuk membelanjakannya sesuai dengan dana yang tersedia.
Dari dua kata tersebut nampaknya menyisihkan (uang), lebih bijaksana apabila kita mempunyai niat atau proyek besar yang ingin diraih. Karena itulah para Financial Planner (Perencana Keuangan) berusaha untuk mengajarkan agar kita melek terhadap masalah keuangan. Tentunya kalau kita bisa memraktekkannya. Kalau terpaksa belum bisa, jalan lainnya adalah dengan menyisakannya di akhir bulan. Dari segi jumlah memang relatif kecil. Tapi kalau dikumpulkan terus, jumlah yang sedikit pun nantinya akan banyak. Walaupun kecepatan untuk terkumpulnya uang tentu beda dengan yang pertama, karena teknik dan caranya juga berbeda.
Saya sendiri sekarang berusaha memraktekkan cara yang pertama. Ternyata memang berat, karena saya harus punya komitmen yang tinggi. Apalagi karena saya memang belum terbiasa. Lambat laun saya yakin akan menjadi mudah untuk menyisihkan (uang). Lebih-lebih  saya punya banyak rencana yang ingin diraih, mau tidak mau saya harus melakukannya. Kalau akhir bulan ternyata masih ada lagi (uang) yang tersisa, itu tidak lain sebagai bonus dari kepandaian dan kepintaran saya dalam mengelola dana. Setuju?
Bagaimana dengan strategi atau cara yang Anda lakukan? Silakan dishare pengalamannya, siapa tahu saya bisa juga belajar. Terima kasih.
Selamat pagi,