Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Hemat Energi Sebagai Budaya, Bukan Sekedar Perayaan Belaka

30 Maret 2015   19:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:46 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14277188951951286085

[caption id="attachment_375738" align="aligncenter" width="361" caption="Ilustrasi Hemat Energi (doc:www.youngcreativecouncil.com)"][/caption]

Membaca tulisan mas Hendra Wardana yang mengulas tentang Makna di Balik Gagalnya Earth Hour 2015, saya pun memakluminya. Terus terang saya sendiri tidak mengikuti acara seremonial Earth Hour 2015 untuk bersama-sama mematikan (semua) listrik di rumah tadi malam dari jam 20:30 - 21:30. Apa pasal?

Bagi saya yang namanya penghematan, baik itu energi, listrik dan sebagainya, harus  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga menjadi kebiasaan dan budaya yang ditunjukkan dalam perilaku. Jadi orang pun tahu siapa kita dan bagaimana perilaku kita dalam memperlakukan energi (listrik). Makanya  tidak cukup hanya 1 jam kita melakukan penghematan, terus berharap akan terjadi perubahan.

Sebaliknya kalau 1 jam penghematan listrik, kemudian dijadikan sebagai titik awal untuk melakukan penghematan. Itu memang yang seharusnya. Dalam arti pengalaman yang diperoleh dari 1  jam penghematan listrik, terus bisa memberikan pengalaman bathin bagi peserta yang ikut. Kemudian disebarkan kepada teman-teman yang lainnya dan akhirnya menjadi aksi nyata dalam kehidupan  sehari-hari. Saya yakin dampak yang dihasilkan akan luar biasa.

Sekarang ini dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, dimana hampir setiap orang mempunyai cell phone, baik yang jadul maupun yang canggih akan menambah jumlah (beban) pemakaian listrik dalam setiap harinya. Sama halnya dengan meningkatnya pemakaian sepeda motor, yang disebabkan  adanya kredit murah, memberi dampak pada melonjak pemakaian energi migas. Belum lagi dengan adanya promosi mobil murah (LCGC), bisa kita lihat efek yang dihasilkannya sekarang.

Jadi memang kemajuan teknologi di satu sisi memberikan manfaat, disisi lain akan membuat kita semakin boros secara nasional. Tinggal bagaimana kita bisa mengambil manfaat yang terbesar dari kemajuan itu?.  Apapun pilihan kita, diharapkan bisa diperoleh manfaat yang lebih besar daripada biaya yang dikeluarkannya. Tanpa strategi yang benar, bukannya kita menghemat. Sebaliknya malah terjadi pemborosan.

Bagi saya tidak perlu ikutan merayakan Earth Hour per se, tapi penghematan dilakukan kapan saja dan dimana saja sebagai budaya yang sudah melekat. Ibaratnya, tanpa ada Earth Hour pun kebiasaan menghemat  energi/listrik tetap dilakukan.

Salam Hemat Energi (Listrik)

PS: sehari sebelum Earth hour, listrik di daerah kami mendadak dimatikan oleh PLN. Saya tidak tahu untuk berapa lama, karena banyak toko/bisnis yang tadinya masih buka mendadak tutup. Kecuali mereka yang mempunyai generator masih bisa melanjutkan usahanya. Bagi saya lebih baik tidur, daripada harus menunggu listrik menyala.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun