Mohon tunggu...
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih
Rokhmah Nurhayati Suryaningsih Mohon Tunggu... Administrasi - Keep learning and never give up

pembelajar sejati

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sulitnya Mencari Uang dengan Jumlah Nominal Kecil

5 Januari 2014   19:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_304142" align="aligncenter" width="522" caption="Pengertian, Syarat dan Fungsi Uang (doc:www.zakapedia.com)"][/caption]

Sebagai pelaku UKM untuk jasa retail, tentu uang yang kami terima seringnya adalah rupiah dengan nominal kecil. Bukan lembaran yang berwarna merah atau biru. Hanya sesekali saja pelanggan menggunakan untuk pembayarannya. Itu biasanya dilakukan oleh pelanggan yang mempunyai kantong tebal. Maklum pelanggan kami adalah dari semua golongan usia, dan mayoritas adalah anak-anak sampai mahasiswa. Jadi uang yang sering kami terima didominasi oleh uang rupiah dalam jumlah nominal, 500; 1000; 2000; 2000; 5000; 10.000 dan kadang yang 20.000 an.

Karena seringnya menerima uang jenis tersebut, kadang sampai menumpuk banyak dan tebal sekali. Akhirnya saya jadi  bingung mau ditukar dimana? Kalau dibawa ke bank tentu petugas teller nya akan lama dalam proses penghitungannya, walaupun dibantu dengan mesin. Seringnya diperlukan dua kali perhitungan karena beda perhitungan antara saya dan bank. Hal ini mungkin disebabkan karena uangnya sudah lusuh dan tidak bagus lagi secara fisik. Jadi mesin pun kadang menghitungnya bisa double. Akhirnya dihitunglah juga dengan tangan. Makanya saya merasa kasihan dengan yang antri di belakang saya.

Untuk memercepat proses sering saya akalin untuk ditukarkan lebih dahulu ke ****mart dekat rumah, sebelum saya bawa ke bank. Mereka senang sekali dapat uang pecahan, bahkan berapa pun yang ada bisa ditukarkan. Jadi uang yang saya bawa di dompet pun, akhirnya tipis dan tidak terlalu tebal. Yeah, masih lumayan untuk ditaruh di dompet, karena tidak kentara sekali. Saya sendiri juga takut kalau bawa uang kebanyakan di jalan, apalagi ancaman bisa datang kapan saja. Walaupun secara total mungkin jumlahnya  kecil dan tidak begitu menggiurkan.

Namun dengan uang yang relatif tipis dalam dompet, dan penampilan yang santai, maka apa yang saya bawa tidak mencurigakan dan tidak menarik perhatian bagi orang lain. Tentunya saya juga bisa lincah dalam berjalan, karena santai dan tidak merasa ada beban.

Eh tadi pagi tiba-tiba ada seorang wanita dari lain toko **** Donut datang. Katanya perlu uang kecil untuk pengembalian. Saya pun dengan senang hati untuk menukarkannya, paling tidak membuat tumpukan yang di rumah berkurang. Saya terus menceritakan kalau saya sering bawa uang pecahan juga, karena males terasa tebal di dompet. Akhirnya dia berpesan lain kali datang saja ke toko nya, karena dia butuh sekali uang pecahan dengan nominal yang kecil. Apalagi disaat bank tutup operasi karena hari libur seperti hari ini, maka menukarkan uang ke tetangga toko tentu cara yang praktis.

Untungnya bagi mereka, tentu tidak ada biaya tambahan untuk mendapatkannya, hemat biaya transport  dan aman. Sama-sama menguntungkan bukan??

Enak memang kalau masing-masing diantara kami bisa saling bekerja sama.  Kami merasa saling membutuhkan satu sama lain, walaupun berbeda jenis bisnisnya. Tapi sama-sama membutuhkan alat pembayaran untuk memudahkan transaksi.

Bagaimana kawan? Sekedar share pengalaman cara bergotong-royong diantara kami sesama UKM.

Salam Kompasiana

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun