[caption id="attachment_189974" align="aligncenter" width="380" caption="Martabak Nano-Nano dari Kelompok A (Doc: Yusuf Dwiyono)"][/caption] Pernah mendengar namaMartabak Nano-nano?. Itulah nama yang kelompok kami berikan untuk suatu karya dengan berbagai cita rasa dalam 1 piring sajian  Martabak manis. Kelompok dengan  anggotanya, Bang Manjilala, mbak Rasawulan Sari Widuri, saya sendiri (Rokhmah N. Suryaningsih), dan Mas Yusuf Dwiyono telah memenangkan lomba berkreasi menghias Martabak dengan topping yang sudah disediakan oleh tuan rumah. Bisa dibayangkan bagaimana rasanya suatu martabak mempunyai cita rasa yang campur aduk ada asin, gurih, manis, dan asam, hehehhe. Martabak rasa asin karena bertopping jamur yang sudah dimasak terus bertabur keju pada satu sisi; ada rasa gurih karena bertopping kacang yang juga bertabur keju pada sisi lainnya; ada rasa manis karena bertabur meises berwarna pada  satu sisi dan bertabur meises coklat plus ditambah dengan syrup coklat. Belum lagi hiasan beberapa potong strawberry sebagai puncak dari martabak manis tersebut. Tapi itulah kreasi kami pada hari itu yang benar-benar bebas berkreasi. Jadi kami tidak memperdulikan penampilan, karena satu sisi ada semacam gundukan atau tembem  dari topping jamur yang sudah dimasak dengan taburan keju. Sementara disisi lain kelihatan mulus/flat karena hanya bertabur meises. Mbak Selina dari Urbanesia menyebutnya denganMartabak Efisiensi, karena satu (1) Martabak mempunyai berbagai cita rasa. Tetapi kami lebih suka menyebutnya dengan Martabak Nano-nano, karena ingat permen Nano-nano. Wow! benar-benar luar biasa rasanya, bukan? Kelihatannya memang, serem deh rasanya. Yang jelas  campur aduk.  Karena Martabak dibagi 4 bagian, akhirnya tanpa pikir panjang kami pun menghiasi masing-masing sisi atau bagian dengan topping yang ada. Jadi kami bisa merasakan semua jenis .Tapi kalau nanti kawan-kawan dari Kompasiana datang ke D'Marco Cafe, menu tersebut tidak ada dalam daftarnya. Hanya karena kami diberi kebebasan untuk berkreasi inilah, maka kami mencoba memanfaatkannya. Mumpung kami diberi kebebasan berkreasi dalam waktu 5 menit. Hasilnya, luar biasa kami dinyatakan sebagai Pemenang. Keputusan ini merubah keputusan dewan yuri sebelumnya yang tidak memasukkan kelompok kami dalam  nominasi, terus menjadi dipertimbangkan. Akhirnya malah menang. Penilaian ini bukan dilihat karenapenampilanyang bagus. Tapi karenaCita rasayang Mantap, ada gurih dan sedikit asin. Dalam hal ini lagi-lagi Kualitas (isi) lebih baik dari Penampilan (Kulit). Kalau saya melihatnya dari rasa, karena martabak kami dari segi penampilan tidak jelek amat kok, cuma karena adanya kebebasan berkreasi saja akhirnya kami membuat semuanya berbeda. Tentunya kami lebih menikmati rasa gurih dan sedikit asin. Bagaimana menurut Anda, mana yang lebih diutamakan, penampilan atau cita rasa??? Terima kasih,  Selamat Berkreasi dan berinovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H