[caption id="attachment_339157" align="aligncenter" width="535" caption="You fail only when You Stop Writing (doc: www.universitypressclub.com)"][/caption]
Hmmm pertanyaan ini mungkin sudah beberapa kali ditulis dan tentunya ada banyak jawaban yang bisa ditulis tergantung siapa penulisnya. Anehnya saya pun terpancing untuk menuliskannya, karena ada pertanyaan dari adik saya yang penasaran kenapa saya mau-maunya menulis di Kompasiana. Wah berarti dia belum tahu rahasia (manisnya) menulis di K, hahahhaha. Sampai saya saja bisa bertahan 4 tahun lebih untuk belajar menulis dengan segala pertarungannya.
Saya pun kemudian menjawab dengan tenangnya. Saya sedang "belajar menulis di K. Sejak dulu khan saya tidak pernah berlatih menulis dan baru sekarang saya ada waktu untuk belajar." Jadi menulis di K bukan buang-buang waktu, karena saya justru sedang belajar menulis. Makanya, pantaslah kalau saya tidak dibayar.
Mungkin kelihatan lucu ya, belajar menulis kok baru sekarang. Terus selama ini ngapain saja di sekolah? Lha memang di sekolah tidak pernah diajarin menulis, yang ada hanya bagaimana tulisannya kelihatan halus dan rapi, tidak ada coretannya. Bukan bagaimana belajar merangkai kata-kata, yang akhirnya menjadi kalimat dan paragraph. Lebih dari itu, di sekolah cuma ditekankan untuk menghafal dan menghafal saja, kalau bisa hafal di luar kepala sampai titik koma nya.
Makanya saya sekarang merasa perlu untuk belajar menulis. Yeah, belajar dari awal lagi bagaimana merangkai kata-kata agar bisa terjalin satu sama lain sehingga bisa membentuk suatu kalimat dan akhirnya bisa menjadi rangkaian yang indah dalam satu tulisan. Itu tidak mudah dan membutuhkan ketekunan dan latihan yang tidak sedikit jumlahnya. Bayangkan 4 tahun sudah berlalu, saya masih setia duduk di depan komputer untuk belajar menulis. Suatu jangka waktu yang cukup lama untuk suatu perjuangan.
Untungnya saya tidak cepat bosan. Saya masih setia untuk terus menorehkan tulisan dan karya-karya saya lewat media ini. Walaupun mungkin isinya hanya sekedar curhat dan intermezo saja dalam mengisi tulisan di blog keroyokan ini. Ngiri sebenarnya kepada teman-teman yang bisa menulis dengan konten yang baik dan bernas. Aduh, kapan yaa saya bisa sampai kesana. Rasanya pingin sekali bisa mewujudkannya, tapi apadaya tulisan saya masih abal-abal, hahahhahah.
Tak apalah, yang jelas saya mempunyai keasyikan tersendiri dalam belajar menulis di K. Apalagi bisa ketemu banyak teman yang sama-sama sedang belajar menulis. Bahkan banyak juga yang sudah ahli dan piawai dalam merangkainya. Jadi pantaslah saya belajar menulis di K membutuhkan perjuangan.
Lagi-lagi untung ada media yang mau menampungnya. Kenapa tidak dimanfaatkan? Bisa bareng-bareng belajar menulis, berbagi, dan bertemu dengan teman-teman. Pertemanan saya saja sekarang sudah mencapai 3266 orang. Sungguh suatu pencapaian yang luar biasa, walaupun saya belum pernah ketemu dengan semuanya. Tapi sudah lumayan banyaklah yang sudah kenal. Terus kurang apalagi coba?
Bayangkan kalau saya harus mengambil kursus menulis dan mendatangi ke tempat belajarnya? Berapa biaya yang mesti dan harus saya keluarkan dan bayarkan? Tentunya tinggal dihitung berapa kali dan berapa lamanya saya belajar. Atau bisa juga dengan mengalikan dengan berapa rate biaya per bulan atau paketnya. Ah! kadang kita memang jarang melihat dari semua sisi yang ada.
Walaupun begitu, saya mengakui menulis itu masih merupakan kegiatan luxury saya. Belum dan bukan suatu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi setiap harinya. Karena untuk bisa mewujudkan keinginan itu tidak mudah dan butuh perjuangan ekstra keras. Itulah sebabnya saya menulis masih seenaknya sendiri, kapan ada waktu dan mau ditambah lagi ada moodnya, baru saya bisa menorehkan karyanya. Pantes saja saya tidak lulus-lulus dalam belajar menulis yaa?
Lha kalau sudah begitu, haruskah saya menulis di K dibayar? Ngimpi kalee yaa ... hehehhehe. Yang penting saya tidak berhenti menulis saja sudah lebih dari cukup. Hal ini penting karena kalau saya berhenti menulis berarti saya gagal. Jadi tepatlah ilustrasi diatas, "You Fail only if You Stop Writing".