Tidak sampai disitu saja, saya pun kembali membeli saham yang lain untuk ditabung hingga sekarang. Mengingat saya mempunyai banyak rencana ke depan, maka saya harus selalu menyisihkan uang untuk diinvestasikan. Saya terus mencoba setiap ada kelebihan uang, kemudian saya belikan saham untuk ditabung. Saham-saham itu saya biarkan saham untuk tumbuh dan berkembang.
Layaknya seorang yang sedang berkebun, saya juga ingin memanennya nanti di saat saya sudah membutuhkan. Karena tipe saya sebagai seorang investor, jadi saya tidak perlu pusing memikirkan bagaimana harga saham saya hari ini. Walaupun saya sering mengintip di saat closing. Namun sebenarnya saya hanya perlu memilih saham yang bagus secara fundamental, agar fluktuasi harga tidak begitu drastis dan mengurangi sport jantung, dibanding kalau saya membeli saham layer 3 yang mudah sekali digerakkan atau digoreng.
Kini 1 bulan telah berlalu, banyak saham yang saya tanam, sudah mulai tumbuh dengan suburnya. Hati merasa nyaman dan saya menjadi semangat untuk mengurus bisnis saya. Dengan saya serius mengurusnya, berharap akan lebih banyak uang yang bisa saya investasikan lagi. Bagi saya, semakin banyak uang yang bisa disisihkan untuk investasi, akan semakin baik. Kalau saya tidak menginvestasikannya dari sekarang, kapanlagi? Waktu akan terus berjalan dan tidak akan berlaku surut.
Itulah sebabnya saya menjadi kerasan untuk tinggal di rumah. Dengan fasilitas internet yang super lancar, karena menggunakan broad band, saya bisa menjalankan dua atau tiga pekerjaan sekaligus: bisnis, investasi (online), menulis sekaligus saya bisa mengurus keluarga.
Jadi investasi (saham) di pasar modal adalah jalan yang terbaik bagi saya dalam menyiapkan dana untuk masa depan. Saya bisa menabung saham, yang rewardnya jauh lebih baik daripada menabung uang. Bahkan hasilnya lebih baik dari deposito. Apalagi untuk mendapatkan uangnya kembali, hanya dibutuhkan waktu T + 3 hari setelah saham saya jual. Setelah itu uang sudah ada dalam rekening saya. Untungnya lagi saya tidak memerlukan campur tangan orang lain, seperti calo dalam menjualnya dan biaya pun relatif murah.
Mengenai resiko memang ada dan cukup tinggi, maka saya belajarnya juga serius. Itu semua saya lakukan untuk meminimalkan resiko. Kalau saya tidak belajar, mungkin saya seperti orang yang berjudi karena saya akan ceroboh dalam memperlakukan uang saya. Tapi karena dari awal saya sudah serius untuk menekuni dan mencarinya, maka saya begitu mantap dan merasa yakin kalau investasi di pasar modal merupakan cara terbaik untuk saya dalam melipatgandakan uang yang saya miliki.
Saya suka, karena tetangga saya tidak tahu apa yang saya miliki. Seandainya saya membeli tanah, kendaraan atau apartemen, tentu mereka akan tahu. Bahkan kelihatan wah dan mungkin geleng-geleng kepala, kok saya bisa mendapatkan itu semua ya?. Tapi dengan saya berinvestasi saham, mereka tidak ada yang tahu apa yang saya miliki. Bagi saya, itu suatu kelebihan karena saya tidak ingin ada orang lain curiga dengan kekayaan yang saya miliki, yang akhirnya justru menjadi incaran bagi para pencuri atau perampok.
Sebagai contoh kecilnya saja. Pelanggan saya mau beli voucher games, dia harus bolak balik mengecek apakah sepeda motornya masih ada. Anehnya saya tidak menghawatirkan berbagai jenis saham yang saya miliki. Saya benar-benar merasa tenang dan nyaman sekarang, karena uang bisa bekerja untuk saya. Bahkan kini ibadah pun terasa lebih khusuk, karena tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Benar-benar damai rasanya hati ini.
Itulah sekilas cerita saya dalam memulai berinvestasi (saham) untuk masa depan. Saya merasa yakin kini saatnya saya berinvestasi, bukan kemarin atau lusa. Dan saya akan menularkan ilmu ini ke anak saya, agar dia bisa memulainya ketika dia masih muda dan sedini mungkin.Yeah, saatnya saya mengajarkan berinvestasilah sejak dini, bukan menabung lagi. Begitu kira-kira semboyan saya sekarang ini.
[caption id="attachment_361727" align="aligncenter" width="531" caption="Semangatnya kami belajar pasar modal, biarpun hari libur (doc: Ranii Noviarany)"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H