Bismillah.
Kisah liburan musim dingin disini.
Alhamdulillah. bersyukur, masih diberi kesempatan berlibur dengan keluarga menikmati pemandangan dan udara segarNya, di pegunungan Alpin; nikmatNya yang banyak.
Beruntung mengalami, merasakan, dingin, putih, lembut, salju Nya, yang mana semua berasal dari air langit Nya yang dijatuhkan ditempat yang dikehendaki Nya.
Persiapanpun dimulai; dari pakaian dalam sampai pakaian luar; kaos kaki beberapa pasang, sepatu ski dan sepatu anti basah untuk di tempat bersalju, celana panjang, baju dalam, tshirt tangan panjang, jaket anti basah dan angin, sarung tangan, kaca mata anti silau, topi anti dingin (helm), dan keperluan mandi, dan lainnya.
Memang tidak sederhana mempersiapkannya, perlu sabar, waktu dan kemauan itu. Para ibu yang selalu disibukkan dengan urusan rumah tangga dan lainnya, juga terus sibuk walau liburan dan biasanya masih saja, ada, sesuatu yang terlupakan (ketinggalan).
Arosa, kota kecil , di propinsi (kanton) Graubunden yang indah di pegunungan Alpin sebelah timur agak keselatan dengan ketinggian 1800 diatas permukaan laut, adalah salah satu tujuan wisata musim dingin .
Beratap langit biru Nya, megah tak terbantahkan, bumi berhias hamparan salju Nya yang putih, lembut dan banyak , tak dapat kudustakan, gunungnya yang kokoh, matahari Nya yang bersinar, nikmat Nya tak dapat dihitung, walau manusia coba menghitungnya, dengan bilangan yang mahal untuk biaya penginapan dan lainnya disini.
Banyak kursus yang ditawarkan dari private, semi private atau grup kecil untuk belajar ski (Ski School), anak sayapun termasuk salah satunya dalam grup kecil untuk anak-anak , selama beberapa hari, paling murah dan ekonomis, sehingga ibunya pun bisa jalan-jalan menikmati pagi, siang dan sore Nya .
Entah mengapa kala itu, anak saya agak rewel walau cuaca cerah, merengek dan protes kepada ibunya non stop, untuk ikutan berski dengannya, permintaan yang tidak mungkin (impossible), tidak terbayangkan dan tidak pernah bercita-cita untuk belajar ski dalam usia lanjut seperti ini, selain mahal, dingin , licin, takut patah kaki atau anggota badan lainnya, dan nyali yang kecil.
Sejak bertahun tahun disini, tidak berniat sedikitpun untuk itu, permintaannya sungguh membuat ibunya haru biru kalang kabut cari pegangan, tidak berdaya dan apa daya kecuali kembalikan kepadaNya.