Mendadak terpikir saja kata-kata tersebut. Cinta kepada seorang hamba Allah karena kasih yang dianugrahkanNya kepada kita. RahmatNya yang tiada henti. Terkadang sebagai manusia, kita tidak bisa memporsikan "cinta" tersebut, berapa persen untuk pasangan hidup atau keluarga, berapa persen cinta hakiki kepada Allah. Susah banget ya untuk menarik statistiknya. Sampai saat ini hal itu masih menjadi misteri buat saya, bagaimana caranya meranking kadar "cinta" dari yang paling atas dan turun ke runner-up dan seterusnya. Karena kan memang seharusnya seperti itu, ada porsi terbesar yang bisa melingkupi semua cinta kita kepada sesama (pasangan hidup, keluarga, sahabat dan sebagainya), yaitu cinta kita untuk Allah, kekasih sejati setiap insan. Tapi tetap saja, masih menjadi misteri buat saya. Padahal dengan menyadari dan memahami dan tahu bagaimana cara mengaplikasikan "teori" tentang cinta tersebut, maka hidup akan menjadi tenang dan damai, dan manusia akan kembali kepada fithrahnya, sebagai kekasih Allah yang dianugerahi rahmatNya. Karena hanya dengan rahmat Allah (yang kalau nggak salah dengar, sampai saat ini hanya sekian kecil persen yang diturunkan buat kita) maka manusia bisa saling mencintai dan mengasihi dengan sesamanya di muka bumi ini. Subhanallah...bagaimana ya kalau rahmatNya diturunkan 100%, seperti apakah cinta dan kasih yang akan bertebaran di bumi? Cuma Allah yang tahu ilmunya, hehe. Yang jelas, memang cinta hakiki hanyalah untuk Allah, Yang Maha Segalanya, Yang Maha Mencinta kepada umat manusia. Tapi tetap saja masih bingung memporsikan dan meranking kadar cinta tersebut menjadi sebuah grafik dan diagram, biar bisa selalu dianalisa dari waktu ke waktu, apakah dalam perjalanan ke depan, cinta kepada Allah selalu menjadi top rank (-: Wallahu a'lam,,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H