Mohon tunggu...
Humaniora

Mengapa Guru Pembelajar

28 November 2016   11:58 Diperbarui: 28 November 2016   12:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Istilah Guru Prmbrlajar muncul seiring dengan kegiatan Uji Kompetensi Guru (UKG). Dari segi semantik kata guru sudah kita pahami bersama, sedangkan kata pembelajar mungkin ada yang masih belum memahami secara mendalam. Pembelajar berasal dari kata “ajar” yang mendapat imbuhan “ber” jadi “belajar” termasuk kategori “Verb” (kata kerja)  kenudian mendapat imbuhan “peng” jad i”pembelajar”  termasuk kategori “noun” (kata benda). Makna kata pembelajar sejalan dengan kata tidur →penidur, baca→pembaca, tampar→penampar,  yang berarti pelaku (orang) dari orang yang disebut pada kata dasar. Jadi pembelajar adalah orang yang belajar.

Bedasarkan pengertian di atas, guru pembelajar bermakna guru yang  senan tiasa belajar. Sebenarnya belajar bukan semata-mata kewajiban guru melainkan kewajian setiap manusia. Kita tahu bahwa perinsip belajar harus berkesinambungan the long live education “belajar sepanjang hayat”. Dalam ajaran Islam Tholabul 'ilmi faridhotun ala kulli muslimina wal muslimatin minal mahdi ilallahdi. 'Mencari ilmu itu wajib bagi semua orang muslim dan muslimat sejak dalam belaian hingga liang lahat. Apalagi sebagai seorang pendidik dan pengajar  yang  senantiasa membimbing dan mentransfer pengetahuan  kepada peserta didik, mereka harus ada lebihnya dari masyarakat umum.

Beberapa alasan mengapa guru harus menjadi pembelajar

Guru merupakan salah satu sumber ilmu. Sebagai sumber tentunya harus mempunyai ilmu banyak wawasan yang luas, ilmu dan wawasan akan diperoleh melalui belajar.

Kemajuan IPTEK yang sangat cepat, mau tidak mau harus diikuti oleh guru. Jangan sampai terjadi pengetahuan guru tertinggal oleh peserta didik, jangan lagi ada guru yang ’gaptek’.

Kemajuan IPTEK juga akan berdampak pada proses KBM, metode yang bias digunakan “tempoe doloe” sudah banyak yang  tidak cocok digunakan saat ini.

Media pembelajaran semakin canggih dan variatif  tentunya memerlukan skilltertentu untuk mengoprasikan media tersebut.

Sebagai sosok yang harus digugu dan di tiru , guru harus mempunyai pribadi yang baik, menjadi suri tuladan, hal ini tak mungkin terjadi seandainya guru tidak bias belajar mengendalikan diri, beradaptasi berdedikasi.

Dengan demikian prinsip belajar sepanjang hayat danhadist Rosulilloh SAW.bahwa “ mencari ilmu wajib bagi setiap muslim sejak dalam buaiyan hingga liang lahad” sangat cocok khususnya bagi guru. Dan yang sangat penting ialah pengamalannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun