Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kompasiana: Salah Jalan, Masuk Jurang?

25 September 2012   13:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:43 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini saya membaca dua postingan yang muncul di layar teraktual yang cukup bikin penasaran. Isinya lebih kurang berkisah tentang komentar terhadap tulisan yang kita buat sampai pada tulisan yang menyebutkan nama kompasianer (bahkan dijadikan cerita humor). Saya tidak tahu siapa yang dimaksudkan, namun sangat disayangkan jika kita berkisah tentang orang lain sampai menyinggung perasaannya.

Benar bahwa kita memiliki kebebasan berkarya. Kita punya ide untuk dituangkan. Kita punya hasrat untuk dituliskan. Tapi apakah perlu tulisan kita menyerang individu? Entahlah...

Jujur, saya merasa ngeri juga membaca postingan itu. Pembunuhan karakter? Itukah tujuan menulis? Sebagai kompasianer yang biasa-biasa aja, dengan tulisan yang mungkin bisa dibilang sangat dangkal, saya takut membayangkan betapa kompasiana menjadi hutan belantara yang memiliki banyak ranjau disana-sini. Salah pilih jalan, maka tak ayal kita akan jatuh ke dalam jurang yang terjal. Mengerikan?

Apalagi membaca postingan lain tentang komentar chatting. Koq berasa kompasiana punya kelompok-kelompok penulis tertentu ya? Seperti ada penguasa hutan kompasiana. Apalagi mereka yang saling berteman dan sudah sangat akrab dengan masing-masing kompasianer. Saya, sebagai orang luar, jadi berasa salah masuk pintu. Apakah benar kompasiana ada penguasanya? Hmmm.....

Kalau kompasiana dianalogikan dengan konser, saya pembeli tiket konser termurah yang khusus untuk penonton festival, yang bahkan untuk melihat panggung utama pun butuh bantuan layar besar. Sementara para kompasianer yang top beruntung bisa selalu mendapat tiket VVIP sehingga bisa sangat dekat bersentuhan dengan panggung konser.

Sayangnya, saya sudah kadung cinta menulis. Kompasiana telah menjadi pemuas jiwa saya. Tak pernah sehari pun saya alpa membuka kompasiana, walaupun tidak setiap hari saya bisa posting tulisan. Ketika jiwa sudah terisi dengan menulis, maka terpenuhi sudah dahaga yang kering. Walaupun kompasiana adalah hutan belantara yang menyeramkan, saya akan tetap berjalan...demi memenuhi kehausan jiwa saya....

Karena "aku menulis untuk jiwaku"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun