Seminggu terakhir ini, line pengaduan kembali berdering. Dari murid hingga orang tua tak hentinya meminta pendapat dan sharing tentang anak-anak mereka yang tidak diterima di PTN melalui jalur SNMPTN undangan. Ya, sejak diumumkannya kelulusan SNMPTN undangan sabtu lalu, tingkat kegalauan siswa-siswa tingkat SMA/SMK semakin tinggi. Tidak hanya khawatir karena tidak bisa kuliah di perguruan tinggi yang favorit dan bonafit, mereka juga takut tidak mendapatkan kuliah minimal di perguruan tinggi negeri.
Sampai saat ini PTN memang masih menjadi minat tertinggi para siswa lulusan SMA/SMK dengan berbagai alasan, diantaranya adalah:
Pertama, biaya kuliah di PTN masih relatif lebih murah dibandingkan PTS, terutama dengan jalur reguler. Walaupun memang sekarang PTN sendiri sudah semakin mahal, bahkan hingga ratusan juta rupiah, jika kita mengambil jalur tes UM, atau Ujian Mandiri. Ujian ini memang untuk menjaring calon mahasiswa yang sangat berminat di PTN dan memiliki kemampuan berlebih dari segi keuangan sehingga mereka berani bayar mahal untuk bisa tembus ke PTN yang dimaksud.
Kedua, prestise atau nama besar perguruan tinggi negeri. Kuliah di PTN juga mampu mengangkat nama dan prestise pribadi dimana kita akan semakin percaya diri menjadi bagian dari civitas akademika di perguruan tinggi bergengsi tersebut. Tidak hanya kepercayaan diri saja, tetapi juga menjadi kebanggaan dari keluarg dan sehingga mampu meningkatkan derajat sosial keluarga dan mampu mengangkat nama baik sekolah jika banyak dari lulusannya bisa menembus ujian PTN.
Ketiga, lulusan PTN masih sangat dipertimbangkan di dunia kerja. Artinya, masih banyak perusahaan yang mencari calon pegawainya dengan melihat latar belakang pendidikan, dan yang diutamakan adalah lulusan dari perguruan-perguruan tinggi ternama, semisal UI, ITB, UGM dan disusul dengan UNPAD, UNDIP, UNBRAW dan lain-lain.
Karena tiga alasan teratas itulah, PTN akan selalu menjadi incaran para siswa yang notabene merasa yakin bahwa mereka memiliki kemampuan dan kompetensi untuk bisa lulus saringan masuk PTN. Dan ketika nama mereka tidak keluar sebagai peserta yang lulus SNMPT undangan, apalagi bagi mereka yang berperingkat teratas di kelas dan sekolahnya, kekhawatiran pun memuncah ruah. Akan muncul pertanyaan-pertanyaan seperti "yang pintar dan nilainya tinggi aja gak lulus, bagaimana mereka yang nilainya lebih rendah?" yang muncul di permukaan. Tentu hal ini akan menambah kesedihan dan kegalauan bagi siswa bersangkutan. Bebannya menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan siswa dengan prestasi biasa-biasa saja. Karena tentunya mereka dengan prestasi di atas rata-rata menjadi tumpuan harapan bagi keluarga dan sekolah untuk bisa masuk ke PTN favorit.
Lalu, ketika hal ini terjadi, apakah kemudian mereka harus galau selamanya, atau menghentikan perjuangan mereka mengejar cita-cita? Tentunya tidak! Mereka harus kembali bangkit dan berjuang hingga tetes darah penghabisan. Banyak jalan menuju Roma, banyak cara menuju PTN. Selain SNMPT undangan, masih ada beberapa jalur tes masuk PTN, diantaranya adalah SNMPTN tertulis, UM, dan lain-lain. Jika jalur tersebut masih juga belum berhasil, masih ada perguruan-perguruan tinggi swasta yang kualitasnya pun tidak jauh berebda dengan perguruan tinggi negeri.
Apakah kemudian kuliah di swasta menurunkan prestise dan pamor? Tentunya tidak. Sekarang pun banyak lulusan perguruan tinggi swasta yang sudah diakui dan sederajat dengan lulusan PTN, artinya mahasiswa lulusan PTS pun bisa sama bahkan melebihi kompetensi lulusan PTN. Jika masih banyak perusahaan yang mencari calon pegawainya dengan melihat ijazah PTN, anda tidak perlu menggantungkan hidup anda pada perusahaan-perusahaan tersebut. Ada banyak pilihan pekerjaan setelah anda lulus kuliah nanti. Dan saya rasa pilihan terbaik adalah dengan menjadi seorang wirausahawan yang sukses.
Be an enterpreneur! Itu kata banyak orang-orang sukses. Mengapa anda lebih tertarik menjadi karyawan orang lain, padahal anda bisa menjadi pemimpin di perusahaan anda sendiri?
Untuk itu, hentikan kegalauan kalian, wahai muda-mudi, anak-anak ku tercinta. Hidupmu belum berakhir ketika PTN belum memilihmu. Warnai hidupmu dengan coretan tintamu sendiri, dengan krayon warna-warni, yang bisa mengubah hidupmu menjadi manusia sukses walaupun tanpa menjadi bagian civitas akademika PTN favorit.
Selamat dan semangat berjuang, wahai pemuda! :)