Pagi-pagi buta si kecil Nila sudah gelisah, ia terbangun terus karena perasaannya tidak tenang. Ia lihat ke kanana, kakak tertuanya masih tertidur lelap. Ke kiri, kakak tengahnya lagi mimpi indah dengan wajah penuh senyum. Nila pun mecoba memejamkan matanya lagi. Menghitung bintang di langit yang samar-samar mulai meninggalkannya. Satu....dua....tiga....tidaaaaaaaaakkkkkkkkkkk!
Teriakan Nila membangunkan seisi kolam! Ibu, bapak, kakak, bahkan para tetangganya pun ikut terkejut dibuatnya.
"Nila, ada apa sih? Malu tau?" kakaknya terbangun sambil mengelus dada. "Istighfar, dek!"
"Astagfirullahaladziimmm....." ucap Nila sambil terengah-engah.
"Aku takut, kak! Aku gak mau pindah! Aku mau sama ibu bapak saja! Aku mau disini, banyak saudara! Banyak tetangga!" ujar Nila sambil terisak.
"Nila sayang...kamu kan belum pernah tinggal disana? koq udah takut sih?"
"Iya lah, kak! Kita mau dibawa ke tempat yang asing. Yang gak jelas ada dimana, dan siapa yang merawat kita!"
"Adikku sayang, kamu gak usah khawatir! Kata ibu dan bapak, kita dibawa ke tempat baru yang enak koq! Orang yang mau merawat kita juga sering ke sini koq. Sering kasih makan buat kita. Kayaknya orang-orangnya penyayang juga, koq!"
"Kakak koq bisa yakin gitu, sih? Gak takut apa kita bakal dicelakain sama mereka? Bisa aja kan kita dibakar! Atau bahkan diceburin ke wajan penuh minyak panas? Atau direbus dengan bau rempah2 yang menyesakkan dada! Ihhh....ngebayanginnya aja, aku udah ngeri, kak! Kayak di neraka!"
"Ih, sok tahu kamu, dek! Emangnya kamu pernah ke neraka?"
"Naudzubillah, kak! AKu kan denger dari cerita ibu, kak!"