Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia Memecahkan Rekor Dunia!

19 September 2013   16:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:40 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memecahkan rekor dunia tentu menjadi satu hal yang cukup membanggakan. Apalagi jika rekor tersebut dinilai karena hal-hal yang baik tentunya. Nah, kali ini, ibu kota negara kita, Jakarta, mendapat predikat sebagai kota dengan jumlah mal dan pertokoan terbanyak di dunia! Ada sekitar 173 mal dan pertokoan di Jakarta saja. Belum di kota-kota lainnya. Hal ini tentu menimbulkan dualisme pandangan dari masyarakat.

Pertama, bahwa perekonomian masyarakat Jakarta sudah sedemikian meningkatnya sampai-sampai pihak pengembang merasa butuh untuk selalu menambah jumlah mal dan pertokoan. Ini menandakan bahwa daya beli masyarakat Indonesia, khususnya kota Jakarta, cukup tinggi. Seperti yang kita tahu, mal yang tersedia beragam jenis dan tingkatannya. Mulai dari yang berstandar biasa yang biasanya membidik masyarakat kelas menengah ke bawah, ada juga mal high class yang tentu kalangan berduit yang dibidik oleh para pengembang ma. Bagaimanapun jenisnya, kita bisa lihat bahwa daya beli masyarakat cukup tinggi.

Namun disisi lain, menjamurnya mal dan pertokoan memberikan penilaian yang bisa dibilang negatif. Dengan banyaknya mal dan pertokoan, bisa dikatakan bahwa masyarakat Indonesia sudah menjadi masyarakat yang konsumtif. Mungkin bukan hanya barang-barang primer yang mereka konsumsi, tapi sudah merambah ke kebutuhan tersier. Sebut saja, kebutuhan akan gadget seperti smartphone, ipad, dan berbagai jenis gadget lainnya. Gadget sudah berkembang menjadi gaya hidup yang tak terpisahkan dari masyarakat kita. Kita mungkin bisa melihat di setiap mal yang kita kunjungi, banyak anak-anak usia sekolah dasar sudah memegang ipad dan sibuk memainkannya di manapun ada kesempatan. Padahal di luar negeri sana, ipad masih dianggap sebagai barang mahal dan penting yang penggunaannya pun terbatas kepada para pelaku bisnis.

Jika sudah begini, apa yang bisa dilakukan pemerintah kita? Akankah pemerintah menghentikan ijin pembangunan mal dan pertokoan di Jakarta? Atau demi keuntungan dan alasan memenuhi kebutuhan masyarakat metropolitan yang semakin beragam, pemerintah akan tetap memberikan kesempatan kepada para pengembang untuk melebarkan sayap bisnis mereka? Entahlah. Saya rasa mereka harus memikirkan solusi terbaik untuk mengatasi membanjirnya mal dan pertokoan dan mengurangi dampak negatif yang timbul yaitu perilaku konsumtif yang tentu tidak baik untuk perkembangan kejiwaan individu dan masyarakat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun