Wordpress adalah salah satu penyedia layanan blog gratisan itu. Dibandingkan blogspot, saya merasa wordpress lebih simpel dan sederhana, entah bagi orang lain. Akhirnya saya pun membuat account di wordpress.com dengan alamat nunungnuraida.wordpress.com. Tulisan-tulisan saya pun lebih kepada hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan. Sebagai seorang guru, sudah sepantasnya kita aktif menulis, karena guru diwajibkan melakukan peneliltian tindakan kelas untuk meneliti dan mendeteksi kekurangan apa yang kita alami selama mengajar.
Semakin sering dicanangkan oleh pemerintah bahwa pembuatan PTK merupakan syarat wajib bagi kenaikan pangkat dan golongan, maka semakin banyak guru yang tertarik untuk mengembangkan kesukaan dan atau keahlian mereka menulis.
Menulis di blog bukan lagi barang mahal yang sulit dilakukan. Sebagai guru era baru, kita harus mampu memanfaatkan teknologi internet yang semakin canggih. Dengan melatih menulis, apapun tema dan gaya tulisan kita, kita sudah mulai membantu gerakan guru menulis dan melek internet. Dengan begitu, pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran akan terus berkembang. Kita bisa menuliskan rangkuman materi belajar kita di kelas, atau kita bisa meminta siswa untuk mengirimkan tugas mereka di blog, bahkan kita bisa mengupload berbagai jenis sumber belajar seperti video, musik, ataupun sekedar dokumen berbentuk word atau excel. Dengan begitu kita bisa memanfaatkan keberadaan internet secara maksimal.
Dalam perjalanan saya mengikuti berbagai seminar, sampailah saya pada pelatihan guru ngeblog. Just like what I am looking for! Persis seperti apa yang saya idamkan. Akhirnya saya bisa mengikuti satu training yang sangat mengesankan dan menambah mata semakin melek internet. Bertempat di gedung walikota bekasi, pelatihan itu menghadirkan pembicara yang sangat ahli di bidangnya. Sebut saja ada Yudistira Massardi, Amril Gobel, Dedi Dwitagama, hingga Wijaya Kusumah yang lebih dikenal dengan Om Jay.
Om Jay ternyata adalah seorang guru biasa yang berprestasi luar biasa. Beliau adalah guru Lab School. Kehebatannya terletak pada kejeniusannya mengelola blog pribadinya yaitu wijayalabs.com hingga menjadi blog terbaik. Beliau pun pernah menjuarai lomba Guru Era Baru yang penilaiannya dilihat dari blog pribadi yang populer dan bermanfaat. Selain itu, Om Jay ini adalah penulis yang handal. Beliau telah menerbitkan beberapa judul buku hasil dari kumpulan tuisannya yang dia posting di kompasiana.com, salah satu blog keroyokan warga, atau yang lebih dikenal dengan citizen journalism. Diantara judul-judul bukunya yang sudah saya miliki dan baca adalah "Guru Tangguh Berhati Cahaya", "Menulislah Setipa Hari dan Buktikan Apa Yang Terjadi", dan buku tentang Penelitian Tindakan Kelas yang merupakan kerja sama dengan Pak Dedi Dwitagama.
Salah satu bukunya yang berjudul "Guru Tangguh Berhati Cahaya" menjadi inspirasi bagi saya. Bagaimana kita sebagai guru harus bisa mendidik dengan hati, tidak saja mengajar. Tunjukan kita peduli pada anak didik kita, cukup dengan senyuman, maka kita akan mendapatkan respon berupa senyuman terindah dari mereka. Bukankah ada pepatah mengatakan "apa yang kau tanam, itulah yang kau tuai". Jika kita menanamkan rasa sayang dan peduli pada anak didik kita, maka sayang dan peduli lah yang dikembalikan ke kita oleh mereka. Banyak yang bisa kita gali dari pengalaman-pengalaman Om Jay sebagai pendidik yang tentu bisa kita jadikan satu contoh dan referensi bagaimana sebaiknya seorang pendidik itu bersikap dan bekerja berdasarkan hati.
Berikutnya, hari-hari saya dipenuhi dengan jadual seminar dan training menulis. Dengan tekad dan niat untuk menulis demi pendidikan, saya pun dengan antusias mengikuti berbagai pelatihan. Tidak ada istilah rugi ketika kita menghadiri seminar atau pelatihan dengan materi yang mirip atau sama. Minimal kita akan selalu mengupdate pengetahuan kita sendiri.
Percaya atau tidak, ternyata masih banyak guru yang belum melek teknologi dan internet. Hal itu saya dapatkan dari keikutsertaan saya bersama IGI Bekasi mengadakan pelatihan menulis sebagai pemandu peserta. Banyak ditemukan guru-guru yang baru pertama kali memegang laptop, apalagi browsing di internet. Bahkan membuat email saja butuh waktu yang cukup lama. Selama ini, email yang mereka miliki memang dibuatkan oleh murid-murid atau keluarga terdekat yang bisa komputer.
Tentu kita harus bisa menjangkau guru-guru konvensional ini sehingga mereka tidak ketinggalan teknologi dan buta sama sekali dengan internet. Karena kita tahu, pendidikan bukan lagi monopoli guru dan buku-buku referensi saja. Dengan adanya internet, dunia menjadi tak terbatas. Siswa kita bahkan bisa jauh lebih hebat dari kita jika menyoal tentang melek teknologi dan internet. Jika kita tidak mau belajar, bagaimana kita bisa menyeimbangkan pengetahuan kita dengan apa yang didapat anak didik kita dari internet.
Untuk itu, pendidikan saat ini tidak lagi bersifat dua arah, tapi lebih kepada diskusi panjang, dan guru hanya berfungsi sebagai fasilitator dan motivator. Sementara untuk masalah materi belajar, anak didik tinggal mencarinya di internet. Nah, dengan blog yang kita miliki, kita bisa menjadi pelopor dan penyemangat bagi anak-anak untuk lebih percaya diri berselancar di internet.