Mohon tunggu...
Nunung Nuraida
Nunung Nuraida Mohon Tunggu... profesional -

teacher, English, novel, x-files, Rayhan \r\n\r\nhttp://nunungnuraida.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

88% Hidup Kita Diatur oleh Otak Kanan!

1 April 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:10 602
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tahukan Anda bahwa hidup kita lebih banyak dikendalikan oleh otak kanan kita? Sekitar 88% otak kanan kita mengatur setiap kejadian yang kita alami dalam hidup. Ada banyak contoh yang bisa kita ambil. Misalnya ketika kita mengendarai motor atau mobil, tiba-tiba di depan kita mendadak ada pejalan kaki yang mau lewat, otomatis kita akan menginjakkan rem untuk menghindari menabrak pejalan kaki tersebut. Nah, injakan rem itu merupakan gerakan spontan, refleks yang bekerja secepat kilat. Dalam kondisi seperti itulah otak kanan kita bekerja dengan sangat cekatan.

Coba bayangkan ketika dalam kondisi tersebut, otak kiri kita yang bekerja. Tentu kita akan berpikir "aduh, ada orang tiba-tiba nyebrang. Harus nginjak rem nih. Gimana caranya ya? Oh, iya, saya ingat...dan seterusnya..dan seterusnya!" Yang ada, kayaknya kita keburu nabrak pejalan kaki itu deh.

Kita ambil contoh lain. Ketika kita diberikan satu rangsangan dengan satu atau dua kata, secara refleks dan cepat kita akan menghasilkan rujukan yang sama. Misalnya: Motor Bebek [Honda], Buku Tahapan [BCA], Gudang Garam [Merah], Pasta Gigi [Pepsodent], Bentul [Biru] dan lain-lain. Respon yang di dalam kurung [ ] itu merupakan jawaban refleks kita terhadap rangsangan kata-kata yang diberikan. Kita tidak boleh mikir, maka itulah yang muncul. Inilah yang terjadi dalam konteks penerapan otak kanan kita.

Dalam keseharian, tentu Anda sudah sering mendengar cara menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri, yaitu dengan menerapkan Brain Gym atau senam otak. Sering sekali para pembeli pelatihan atau trainer akan meminta kita untuk melakukan Brain Gym ini "tanpa mikir". Karena memang kalau kita masih berpikir, otak kanan kita akan sulit bekerja, akhirnya brain gym pun menjadi sulit dan gagal dilakukan.

Nah, dalam proses belajar pun perlu adanya penyeimbang antara otak kanan dan otak kiri tersebut. Peserta didik hanya mampu menerima materi kita paling lama 15 menit saja. Sisanya anak sudah tidak bisa fokus atau konsentrasi lagi. Untuk mengembalikan konsentrasi mereka, perlulah kita berikan rangsangan melalui pemanfaatan "ice breaker". Ice breaker ini bertujuan untuk membangunkan kembali otak-otak yang sudah lelah dan hampir tertidur dan membuatnya terbuka kembali untuk menerima materi selanjutnya.

Perlu diingat oleh para guru atau trainer bahwa penggunaan ice breaker harus memenuhi empat prinsip berikut ini:

1. Ice breaker haruslah menjadi penyeimbang antara otak kanan (oka) dan otak kiri (oki).

2. Ice breaker haruslah diberikan pada jeda pembelajaran ketika anak sudah mulai jenuh.

3. Ice breaker haruslah menjadi cara atau alat untuk pendekatan yang lebih harmonis terhadap siswa.

4. Ice breaker haruslah sesuatu yang melibatkan dan melayani 3 modalitas belajar yaitu pembelajar visual, auditori dan kinestetik.

Mengapa ice breaker diperlukan? Tentunya untuk melatih menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri siswa sehingga tidak hanya otak kirinya saja yang dirangsang tetapi otak kanan pun harus mendapat perhatian yang sama. Karena seperti saya tuliskan di atas, 88% hidup kita dikendalikan oleh otak kanan, sehingga rangsangan terhadap kerja otak kanan harus sering diberikan sehingga anak mampu menjalani kehidupannya ke depan dengan lebih baik, siap dan sigap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun