Mohon tunggu...
Nunung Kusumawati
Nunung Kusumawati Mohon Tunggu... Guru - Aktivitas sehari-hari sebagai pengajar SMA di Semarang

Penyuka seni, filsafat, dan berpikir bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

International Mask Festival "Mesrakan" Psikologis Masyarakat Surakarta

6 Juli 2019   09:13 Diperbarui: 6 Juli 2019   09:29 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

IMF (International Mask Festival) yang diselenggarakan  tadi malam, 5 Juli 2019 tepatnya di Pendhapi Gedhe  Balaikota Surakarta, Jawa Tengah mengundang decak kagum kalangan masyarakat Surakarta tak terkecuali saya sebagai pendatang dari Semarang yang khusus datang karena penasaran dengan even tersebut. Terselenggara dengan apik oleh Ibu Irawati Kusumorasri sebagai ketua panitia  mampu menggandeng para seniman dari dalam maupun luar negeri.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mengapa tari topeng? Karena topeng merupakan salah satu bentuk ekspresi jiwa manusia. Topeng adalah seni yang dikenal manusia sejak zaman pra sejarah. Mengangkat tema "Soul of the mask" sangat tepat dipilih untuk mengabadikan pagelaran IMF ke-4  ini.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dihadiri segenap pejabat daerah salah satunya adalah Bapak Walikota Surakarta, F.X. Hadi Rudyatmo, yang nampak enjoy menonton berbagai pertunjukan tari dan menyatu sekali dengan warga Surakarta. Kebetulan saya duduk lesehan di depan beliau bersama penonton yang lain, bisa merasakan keasyikan menikmati indah gemulai para penari topeng. Beliau pun sempat ikut maju menata para penari yang akan diambil gambar. Gempita Candrakirana dan Singo Yogo, Solo dan Sanggar Purwa Kencana, Cirebon serta beberapa sanggar yang lain seolah membius para penonton mengikuti alur cerita tari demi tari. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Tak ada sekat, tak ada jarak. Semua sama, tiada perbedaan. Terbuai alunan musik dan indahnya pesona karya seni ciptaan para seniman. Pun dihadiri oleh Sandra Ruth, Senior Tourism Operations Officer dan Danielle Isabelle F. Sycip dari kota Bocolod, Filipina. Mereka seolah tak mau ketinggalan untuk "bermesraan" dengan kami melihat acara hingga usai. Beberapa turis manca negara juga berjejer berdiri di belakang karena kursi dan lesehan sudah penuh.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Mesra, ya, tiada yang lebih indah dalam dunia hubungan antar manusia selain kata yang satu ini. Mesra bisa dimaknai dengan sangat dekat, peduli, empati, dan saling membahagiakan. Demikianlah seharusnya komunikasi sesama manusia terbangun. Tidak peduli interaksi dalam kontek berkeluarga, bertetangga, grup di sosial media bahkan sampai level politik pemerintahan.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Suasana yang saya dapatkan tadi malam memenuhi unsur -unsur kemesraan itu sendiri. Para petinggi pemerintahan di Surakarta hingga para warga semalam, cukup sebagai bukti  bagaimana cara menjalin kemesraan. Dengan memanfaatkan ruang-ruang terbuka yang strategis, yang mudah diakses oleh warga masyarakat, memberi panggung-panggung bagi para generasi muda dengan segudang potensi, serta memberi apresiasi ternyata bisa mendekatkan emosi siapapun warga masyarakat di sini.

Semoga bisa segera ditiru di kota-kota lain.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun