Mohon tunggu...
Nunu Halimi
Nunu Halimi Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger

Ibuk yang masih belajar nulis. Selalu berusaha belajar dan sedia berproses demi menjadi manusia yang lebih baik dan bermanfaat. Keep Connected di nu.jannah@gmail.com Twitter : @nunuhalimi IG : nunuhalimi Blog : nunuhalimi.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jangan Tenggelamkan Lagu Anak Indonesia

29 Agustus 2016   22:28 Diperbarui: 30 Agustus 2016   02:51 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: instagram.com/jojosuherman

Harus di akui keberadaan musik dan lagu anak Indonesia saat ini sangat memprihatinkan, lagu anak seakan tenggelam di tengah hingar bingar perkembangan musik Indonesia. Setelah tahun dua ribu awal bersamaan kemunculan film Sherina dan soundtracknya. Hampir tidak terdengar lagi gaung suara dan lagu anak terbaru di nyanyikan oleh anak-anak masa kini. 

Anak-anak lebih sering terdengar menyanyikan lagu orang dewasa, bahkan pada acara kompetisi pencarian bakat penyanyi anak-anak para pesertanya lebih memilih lagu-lagu dewasa yang tidak sesuai dengan jiwa anak-anak, dan lucunya para penyelenggara acara membiarkan hal ini terjadi.

Inilah salah satu fakta miris  yang di alami anak-anak  Indonesia masa kini. Bukan salah anak-anak jika mereka menyanyikan lagu dewasa, pilihan lagu anak-anak terbaru memang sangat minim. Kalaupun ada mereka akan menyanyikan lagu lama yang dinyanyikan penyanyi era delapan puluh atau sembilan puluhan, bahkan lebih jauh lagi tahun tujuh puluhan yang seusia dengan orangtua dan kakek nenek mereka. Jadi terkesan jadul dan nggak kekinian untuk mereka. Kalaupun ada lagu anak terbaru syairnya terasa monoton tidak mendidik dan kurang menghibur.

Lagu anak-anak Indonesia di era tahun delapan puluh sampai sembilan puluhan pernah mendapat tempat tersendiri di hati anak-anak, saat itu pencipta lagu anak seperti Kak Ria Enes dengan boneka Susan, Papa T Bob atau Mamo Agil masih produktif berkarya, mereka meneruskan eksistensi lagu anak-anak yang di pelopori oleh bu Kasur dan Pak Kasur. Entah mengapa setelahnya belum ada lagi pencipta lagu yang mengkhususkan diri untuk mencipta lagu anak-anak. 

Para penyanyi anak-anak masa itu meninggalkan jejak tersendiri di hati anak-anak seperti saya, yang sekarang sudah menjadi orangtua. Saya sendiri selalu excited sekali jika mendengar kabar berita terbaru para mantan penyanyi cilik,  sebut saja Puput Melati, Enno Lerian, Trio Kwek-Kwek dan lain-lain maklum saya tumbuh dengan lagu-lagu mereka, melihat mereka seakan melihat diri sendiri.

Lagu anak-anak sangat penting dan punya manfaat penting untuk tumbuh kembang anak, anak-anak membutuhkan stimulasi untuk mengembangkan daya berpikir, mengasah kreatifitas, dan kepekaannya terhadap lingkungan sekitar, melalui lagu semua bisa lebih mudah di pahami. Lagu memiliki caranya tersendiri dalam mendekatkan hati anak kepada pesan yang ingin di sampaikan. 

Lalu bagaimana cara agar anak-anak masa kini tetap bisa menyanyikan lagu anak yang sesuai dengan usia mereka? Meskipun kuantitas dan kualitas lagu baru untuk anak saat ini sangat minim. Tetap ajarkan lagu anak Indonesia sejak dini. Kalau di resapi dengan seksama lagu anak Indonesia masih banyak sekali yang epic dan timeless, pas di nyanyikan kapan saja dan tetap kekinian. 

Seperti misalnya lagu Bintang Kecil, Balonku, atau Ambilkan bulan Bu. Jangan biasakan anak-anak mendengarkan lagu-lagu orang dewasa, ajarkan mereka lagu anak-anak yang sesuai dengan usianya. Jangan bangga dan bahagia jika mendengar anak-anak, apalagi usia balita menyanyikan lagu dewasa, bahkan sampai fasih mendesah manja. Aduuh!?

Intinya eksistensi lagu anak Indonesia akan tetap bertahan jika orangtua menyadari betapa pentingnya lagu anak-anak untuk perkembangan psikologis dan fase pertumbuhan anak. Tetap nyanyikan lagu anak yang ada untuk anak-anak kita, sambil berharap semoga next ada musisi yang peduli, menggiatkan dan menghidupkan kembali lagu anak-anak. Jangan tenggelamkan lagu anak Indonesia, kita berkewajiban membuatnya tetap berlayar demi anak-anak kita di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun