Â
Sebuah foto dan video viral mengguncang dunia baru-baru ini. Serangan bom yang mengguncang kota Alleppo, Suriah, menghantam sebuah pemukiman warga. Korban tak pelak berjauhan tiga orang di nyatakan tewas, beberapa orang selamat, salah satunya adalah Omran Daqnesh bocah lima tahun dan beberapa orang lainnya. foto dan video bocah ini ketika di selamatkan membuat dunia terperangah tak terkecuali saya. Ekspressi wajahnya yang datar, diam bahkan tak terdengar sedikitpun suara yang keluar dari mulutnya justeru membuat dunia bergetar.
Jujur, saya jarang mengikuti perkembangan apa dan bagaimana sebenarnya yang menyebabkan konflik di Suriah. Yang saya ingat konflik ini di mulai saat gerakan rakyat di negara Timur Tengah  untuk melengserkan rezim penguasa menular mulai dari Mesir, Tunisia sampai Libya. Namun nampaknya pelengseran itu tak berlangsung mulus di Suriah. Bahwa kemudian konflik ini menghasilkan  gelombang pengungsi, ISIS, hingga keterlibatan Rusia juga Amerika dan berkelanjutan sampai hari ini, entahlah! Saya rasa cuma orang berkompeten yang bisa menjelaskan hal ini.
Kisah viral bocah Omran membuka mata saya betapa konflik ini sudah berkembang sedemikian dahsyatnya. Sebagai ibu saya shock menyaksikan bocah lima tahun berlumuran darah dan debu reruntuhan bangunan. Naluri keibuan saya teriris, seketika saya mendekapnya dalam do'a. Anak ini serupa dengan anak-anak saya dan anak-anak di belahan dunia lain yang semestinya sedang dalam masa paling indah menjalani kehidupan. Tapi semua di renggut oleh konflik.
Kisah Omran juga semakin membuka mata dunia, bahkan reporter CNN yang membacakan berita ini tak mampu menahan tangis dan sesak di tenggorokannya, Ekspressi yang di tampilkan Omran memang menyentuh hati siapapun yang masih memiliki rasa kemanusiaan.
Konflik dan perang di manapun terjadinya selalu membawa korban, anak-anak dan perempuan adalah mereka yang paling menderita. Bom, rudal dan senjata lainnya tentu tak bisa memilih korban, ia menghancurkan apa saja di tempatnya di jatuhkan. Menyoroti konflik Suriah rasanya malah semakin menyesakkan dada, tak ada lagi gambar keceriaan di wajah penduduk Suriah. Senyum manis anak-anak hilang, jeritan dan tangisan mereka mungkin sudah tidak terdengar dan tak ada yang mendengarkan juga. Mungkin itulah sebabnya mengapa Omran tak bersuara sama sekali, ya! Bahkan anak-anak pun tak mampu menangis lagi.
Konon katanya sampai kiamat pun perang akan selalu ada, sebelum terompet sangkakala berbunyi konflik dan pertikaian pada umat manusia akan selalu terjadi. Hanya akhir dunia yang akan menghentikan perang. Benarkah? Rasanya saya tidak sanggup berpikir sepesimis itu. Semoga segera ada jalan keluar bagi konflik di Suriah dan konflik lain di manapun itu. Malaikat-malaikat lindungi dan selamatkanlah nasib anak-anak di area konflik. Yaa Tuhan bukakan hati para pemimpin dunia untuk lebih memilih jalan perdamaian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H