Mohon tunggu...
Nunu Nubzatussaniyyah
Nunu Nubzatussaniyyah Mohon Tunggu... Guru - Guru di SDIT Al 'Imaroh Cikarang Barat Bekasi dan Mahasiswi Pasca Sarjana Universitas Islam 45 Bekasi

Hobi Menyanyi, Olahraga, dan Baca Buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Keluarga Sebagai Pendidikan Pertama Bagi Anak

31 Mei 2024   00:26 Diperbarui: 31 Mei 2024   00:39 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan adalah upaya manusia yang dilakukan untuk membimbing manusia yang belum dewasa menuju kedewasaan. Pemberian pendidikan dilakukan dengan cara menolong peserta didik untuk melaksanakan tugas hidupnya agar bisa mandiri dan bertanggung jawab secara susila (Langeveld:1980).

Pendidikan dapat diartikan sebagai warisan sosial yang merupakan kombinasi dari perkembangan dan pertumbuhan suatu individu yang membentuk hati Nurani. Pendidikan merupakan sebuah proses yang dilakukan untuk membentuk diri sendiri dan penentuan diri secara etis dan sesuai dengan hati Nurani (Henderson:1960).

Keluarga merupakan taman pendidikan pertama, terpenting dan terdekat yang bisa dinikmati oleh seorang anak. Tradisi Pendidikan keluarga berlangsung menurut kerangka asih, asah, dan asuh. Tiga kerangka ini mengakar kuat pada tiga potensi kejiwaan berupa rasa, cipta, dan karsa. 

Pendidikan asih berfokus pada pembinaan kesadaran hidup sebagai proses pendewasaandan pematangan. Pendidikan asah berfokus pada pembinaan anak untuk kelak mampu hidup kreatif, cakap, dan terampil sehingga mampu melangsungkan hidup. Pendidikan asuh berfokus pada membimbing anak melalui pengarahan agar berperilaku terkendali (Suhartono,2013). 

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama dan utama. Dikatakan demikian karena segala pengetahuan, kecerdasan, intelektual, maupun minat anak diperoleh pertama-tama dari orang tua (keluarga) dan anggota keluarga lainnya.

Menurut Mollenhaur dalam (Abdullah, 2003:207) fungsi keluarga dalam pendidikan anak yaitu: 

a. Fungsi Kuantitatif yaitu menyediakan bagi pembentukan perilaku dasar yang artinya keluarga tidak hanya menyediakan kebutuhan dasar fisik anak berupa pakaian, makan dan minum serta tempat tinggal yang baik, tetapi juga keluarga seperti ayah dan ibu juga dituntut untuk menyediakan dan memfasilitasi ketersediaan dasardasar kebaikan berupa perilaku, etika, sopan san pembentukan karakter anak yang santun dan berakhlak baik sebagai fitrah manusia yang hakiki. Seperti mengajarkan anak sejak dini perbuatan-perbuatan yang baik, mencontohkan keteladanan atau hal-hal yang baik, mempraktekkan nilai-nilai positif baik dalam perilaku keseharian anak maupun disaat-saat tertentu.

b. Fungsi Selektif, yaitu menyaring pengalaman anak dan ketidaksamaan posisi kemasyarakatan karena lingkungan belajar. Artinya Pendidikan keluarga berfungsi sekaligus memerankan diri sebagai fungsi control pengawasan terhadap diri anak akan berbagai informasi yang diterima oleh anak, terutama anak usia 0 sampai 5 tahun belum memiliki pengetahuan. Dan pengalaman yang mmapu membedakan mana yang baik dan buruk maka keluarga terutama ayah dan ibu berkewajiban memberikan informasi dan pengalaman yang bermakna terutama pengalaman belajar yang secara langsung maupun tidak langsung diharapakan pengalaman belajar dan lingkungan belajara yang diterima mmapu diserap dan ditransformasi dalam diri anak.

c. Fungsi Pedagogik, yaitu mewariskan nilai-nilai dan norma-norma. Artinya keluarga berfungsi memberikan warisan nilai-nilai yang berkaitan aspek-aspek kepribadian anak. Tugas akhir Pendidikan keluarga tercermin dari sikap, perilaku dan kepribadian anak dalam kehidupan sehari-hari yang ditampilkan.

Pendidikan agama dalam pendidikan keluarga sangatlah penting !

Ada beberapa aspek pendidikan agama yang sangat penting untuk diberikan dan diperhatikan orang tua, di antaranya:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun