Mohon tunggu...
Fatchur Rohman
Fatchur Rohman Mohon Tunggu... -

Saya suka kesederhanaan. Dan saya ingin bermanfaat bagi orang lain. Saat ini saya ingin belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Lentera Waisak dari Punthuk Setumbu

6 Juni 2014   20:54 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:59 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dan ketika kami berencana untuk pergi mencari keindahan budaya Indonesia, salah satu hal terbaik di Indonesia adalah ketaatan di Hari Waisak di Candi Borobudur, Magelang Jateng Indonesia. Waisak adalah ketaatan umat Budha “kelahiran Budha”. Pada babak terakhir dari upacara kebaktian saat waisak di Borobudur, penganut Budha melepaskan lentera ke udara sebanyak 1000 lentera. Lentera itu berbentuk balon lampion berasal dari plastik putih yang diterbangkan dengan panas api di bawahnya. Curah hujan lumayan berjatuhan hingga membasahi kami ketika saya tiba di bukit Setumbu dan menyebabkan kesulitan mencapainya ke bukit karena jalan setapak basah dan sendal kami mengangkat serpihan serpihan tanah melekat di sandal mulai parkir untuk kendaraan kami hingga ke lokasi yang kami tuju.  Ini membutuhkan 2 jam perjalanan untuk mencapai Parking Area Punthuk Setumbu.

Bacaan doa-doa yang diucapkan para biksu terdengar menggema mengiringi pelepasan lentera ke udara. Lampion sendiri bagi umat Buddha menyimbulkan penerangan hidup yang akan membawa mereka pada kemakmuran, kesehatan, kesejahteraan, serta rejeki. Beberapa lampion dari atas panggung akan mengawali ribuan lampion Waisak lainnya terbang ke atas langit-langit Candi Borobudur. Lampion-lampion itu akan disusul oleh ribuan lampion lainnya dan terus akan disusul hingga habis nanti pada dini hari. Ribuan doa dan harapan akan terbang bebas bersama ribuan lampion Waisak. Prosesi perayaan Tri Suci Waisak dipusatkan pada satu hari di mana padaprosesi malamnya bulan purnama akan muncul. Gerakan ini seharusnya mewakili pencerahan dibawa kedunia oleh Budha. Salah satu perjalanan berkesan yang saya miliki adalah merayakan liburan Budha di sebut Waisak, hari ini tanggal 15 Mei 2014. Aku pergi ke Borobudur, tepatnya di sebuah bukit menoreh diplataran seputar Borobudur dengan 30 teman-teman dari sebagian belahan negara untuk melihat lentera terbang dengan view langsung dari puncak menatap ujung Candi dengan hamparan pemandangan perbukitan dan gunung Merapi.

Tentang seribu lentera diterbangkan sekitar borobudur membuat pemandangan hebat yang pernah saya lihat. Upacara menyoroti tiga peristiwa penting dari kelahiran Budha di Lumpini, pencerahan kepada Bodgaya, dan meninggal di Kusinara. Di Indonesia selalu terkonsentrasi di Borobudur, Magelang Jateng, Indonesia. Tradisi yang berbeda menggunakan kalender yang berbeda untuk menghitung hari Waisak, tetapi selalu jatuh pada bulan April atau Mei. Di Indoensia, Waisak digunakan untuk diamati setiap bulan pertama bulan Mei dan ketika datang, ribuan umat Budha akan berada disana untuk merayakan kelahiran Budha Waisako di Indoensia. Tradisi yang berbeda memiliki nama yang berbeda seperti Vesakha, Waisak, Vesakah Puja, Vaishaka, Budha Purnima dan sebagainya.

Pemandangan menakjubkan yang dapat diabadikan nantinya adalah panggung utama perayaan Waisak yang terdapat patung besar Buddha di tengahnya dengan background Candi Borobudur yang megah dengan puncaknya yang bermandikan cahaya lampu. Pemandangan ini terlihat jelas dari atas bukit Punthuk Setumbu, walau saat itu kabut bener-bener tebal menyelimuti nirwana, hampir tidak keliahatan saat pelepasan lampion dari Borobudur, tetapi kami sangat beruntung dapat tetap menikmati lampu pijar dengan bentuk bulat berterbangan diangkasa. Walau saat itu hujan rintik, tidak menyurutkan kami untuk tetap bis menyaksikan ribuan lampion yang mengangkasa. BERDIRI di atas bukit Punthuk Setumbu  yang menghadap Candi Borobudur dikelilingi oleh lembah kabut penuh dan pegunungan yang tumpang tindih, dan subur, vegetasi hijau, tidak diragukan lagi menyaksikan salah satu pemandangan yang paling menakjubkan di Kabupaten Magelang. Keajaiban alam Magelang dapat dilihat dari bukit lokal dikenal sebagai Punthuk Setumbu, dari sudut yang sama sekali berbeda. Selain Candi Borobudur, pemandangan pagi dari puncak bukit Setumbu juga diperkaya dengan adanya kabut-diselimuti Gunung Merapi dan Gunung Merbabu dengan matahari terbit di antara gunung berapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun