Melihat kutipan dari rekan saya sesama komunitas Sahabat Rio, Cep Goldia di akun fanpage facebook miliknya yang mencanangkan jargon ‘memasyarakatkan F1’ sejak Rio Haryanto menjadi pembalap Indonesia pertama yang resmi membalap di Formula 1 seakan berpikir apakah bisa menyosialisasikan orang-orang yang tiba-tiba ‘mendadak F1’ menjadi ‘ahlinya F1’. Hmmm bisa saja. Namun tidak semudah membalikkan telapak tangan prosesnya. Ibarat kata, bayi baru lahir kan tidak secara langsung jalan kaki atau berlari toh.
Pun demikian dengan pebalap professional, mereka sebelum terjun ke arena sesungguhnya mereka dibekali dahulu dengan apa yang disebut dengan: Go-Kart.
Gokart adalah sejenis kendaraan roda empat atap terbuka dengan bentuknya yang sederhana dan berukuran kecil. Gokart biasanya dipacu di sirkuit mini dan dianggap sebagai batu loncatan pembalap menuju jenjang yang lebih tinggi tingkatannya, yaitu kelas formula. Sejarah terciptanya gokart dimulai ketika bapak gokart sedunia yaitu Art Ingels, bersama rekannya Lou Borelli mengembangkan cikal bakal gokart pertama di dunia, yang dibuat di kota California, AS pada bulan Agustus 1956.[1] Dua tahun berselang, produsen gokart bernama Go Kart Manufacturing, Co. menjadi perusahaan pertama yang memproduksi gokart secara massal, disusul dengan perusahaan McCulloch yang memproduksi mesinnya dengan kode MC-6.[2]
                                                Â
Komponen Dasar Go-Kart
Gokart pada umumnya dibangun hanya kerangka (sasis), mesin, dan ban semata. Akan tetapi, gokart terus mengalami pengembangan spesifikasi dengan penambahan girboks disertai kopling dengan menyematkan sebuah tuas di balik kemudi gokart. Gokart semacam ini disebut Shifter Kart. Rangka terbuat dari tabung baja dan uniknya tidak memiliki suspensi.Â
Oleh karena itu kerangka gokart harus cukup fleksibel untuk bekerja sebagai suspensi dan cukup kaku (rigid) supaya kerangka stabil saat menikung. Tingkat kekakuan (stiffness) dari rangka memungkinkan karakteristik penanganan yang berbeda untuk trek yang berbeda. Biasanya, untuk kondisi trek kering rangka lebih keras lebih baik, sedangkan di kondisi basah atau licin, rangka yang lebih fleksibel dapat bekerja lebih baik.Â
Sementara pada bagian mesin gokart bisa menggunakan mesin sepeda motor maupun mesin pemotong rumput berkapasitas 125cc sampai 350 cc 2-tak. Produsen mesin gokart yang sering biasa dipakai untuk balap adalah merk Yamaha dan Rotax. Sedangkan ban khusus gokart untuk spek balap memakai ban slick untuk trek kondisi kering dan ban groove (alur) untuk kondisi basah maupun hujan.
Langkah Awal Menuju Jenjang Balap Formula
Sebelum nama Rio Haryanto dikenal luas oleh publik, mungkin Anda sebagai fans balap F1 atau ajang balap lain (bukan MotoGP ya hehe) sudah mengenal Ayrton Senna, Michael Schumacher, Mika Hakkinen, Jenson Button, Fernando Alonso, Kimi Raikkonen, Lewis Hamilton, dan sebagainya.Â
Mereka semua kariernya jelas sudah melangkah jauh sebelum Rio masuk ke arena balap formula, namun, baik legenda F1 atau Rio sendiri pada awal kariernya mereka sudah pasti mencicipi kompetisi gokart (karting) terlebih dahulu. Kompetisi balap Karting dapat dikatakan sebagai langkah pertama seorang pembalap menuju jenjang kelas formula, diantaranya Formula BMW, Formula Renault 2.0, Formula Ford UK, F3 Eropa, F3 Inggris, dan lain sebagainya.