Mohon tunggu...
noviar hidayat
noviar hidayat Mohon Tunggu... wiraswasta -

Beatlemania

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Imagine All the People Living Life in Peace

18 November 2010   07:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:31 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Imagine there's no heaven, It's easy if you try, No hell below us, Above us only sky, Imagine all the people living for today. Imagine there's no countries, It isn’t hard to do, Nothing to kill or die for, No religion too, Imagine all the people living life in peace. You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one, I hope someday you'll join us, And the world will live as one. Imagine no possesions, I wonder if you can, No need for greed or hunger, A brotherhood of man, imagine all the people Sharing all the world. You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one, I hope someday you'll join us, And the world will live as one.

12900620371489545435
12900620371489545435
Beberapa hari ini lagu "Imagine" jadi top di playlist-ku. Denger lagu ini rasanya damai banget. Ya, iyalah...lagu ini 'kan jadi soundtrack perdamaian. Dalam lirik lagu ini, John Lennon berimajinasi, seandainya gak ada surga, tak ada neraka di bawah kita, di atas kita hanya langit. Gak ada negara, gak ada pembunuhan, gak ada agama. Pasti semua orang bisa hidup dalam dunia kedamaian. Banyak yang menilai lirik lagu ini menegaskan John Lennon anti-agama, anti-nasionalis. Mengingat pernyataannya pada tahun 1966 bahwa Beatles lebih populer daripada Yesus. Dan lewat Lagu ini John Lennon mengajak kita untuk jadi atheis. Dalam buku Lennon in America, karya, Geoffry Guilanio, Lennon berkomentar bahwa lagu ini adalah "sebuah lagu anti-agama, anti-nasionalis, anti-konvensional, anti-kapitalis, tetapi karena kata-katanya diperhalus, lagu ini dapat diterima." Lennon juga melukiskannya sebagai "praktis sebuah Manifesto Komunis". Kalau kita renungkan, lewat lagu ini sebenarnya John Lennon menyindir kita. Mengapa masih saja ada perang yang mengatasnamakan nasional, terorisme yang mengusung nama agama? Lantas dimana rasa nasionalis kita? Buat apa kita mengaku sebagai orang yang beragama? Kalo saja masih ada kekerasan, peperangan, maupun terorisme. Dan perdamaian masih saja jadi impian?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun