Masih ingat dengan sinetron pada tahun sembilan puluhan yang kental dengan kekeluargaannya ya Keluarga Cemara. Sinetron tersebut ada soundtrack dengan lirik yang sederhana namun mudah diingat dan enak didengar juga dicerna. Saya sendiri ingat – ingat lupa liriknya. Ada sebagian lirik yang saya masih ingat diantaranya “Harta yang paling berharga adalah keluarga, Istana yang paling indah adalah keluarga, Puisi yang paling bermakna adalah keluarga, Mutiara tiada tara adalah keluarga”
Keluarga memang selalu paling indah dan paling nyaman. Lantas bagaimana caranya untuk menjadikan keluarga kita selalu hamonis, selalu jadi suri tauladan dan juga menjadi sumber pendidikan untuk anak – anak kita, generasi masa depan kita. Membangun keluarga adalah membangun bangsa. Hal ini bukanlah perkara yang mudah, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Terlebih di zaman sekarang yang sudah serba canggih dimana komunikasi secara langsung terkadang sudah disepelekan dengan adanya media untuk komunikasi yang lebih modern. Atau karena alat komunikasi juga sebuah keluarga menjadi hancur. Dan tidak sedikit anak – anak sebagai generasi bangsa menjadi korban dari keegoisan orangtuanya. Disinilah perlunya sinergi terutama dari ayah dan ibu sebagai pondasi keluarga. Bahwa mengutamakan masa depan dan kebahagiaan keluarga sangat penting.
Untuk itulah BKKBN kembali menggelar peringatan hari keluarga, dimana pada tahun 2015 peringatan Hari Keluarga Nasdional XXII dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus 2015 di Lapangan Sunburst – BSD City kota Tangerang – Banten. Dengan tema Harganas merupakan momentum upaya membangun karakter bangsa mewujudkan Indonesia sejahtera. Sedangkan Mottonya keluarga berkarakter Indonesia sejahtera. Harganas ini diadakan dengan tujuan meningkatkan komitmen pemerintah dan pemerintah daerah tentang pentingnya pembangunan keluarga, serta mengingatkan keluarga mengenai peran dan fungsi keluarga dalam rangka mewujudkan keluarga kecil yang berketahanan dan sejahtera. Pada kesempatan tersebut diadakan Seminar Nasional dengan tema “Pembangunan Keluarga sebagai Implementasi Pembangunan Karakter Bangsa”
Mungkin kita masih ingat dari sebelum menjadi presiden RI, Joko Widodo sudah mempunyai misi dan visi bahwa Bangsa Indonesia ini perlu adanya Revolusi Mental. Menurutnya Negara Indonesia adalah Negara yang besar, merupakan bangsa yang berkarakter santun, berbudi pekerti, ramah dan mempunyai jiwa bergotong royong. Karakter inilah yang merupakan modal untuk membuat bangsa Indonesia sejahtera.
Apa sebetulnya makna dari revolusi? Secara denotatif, revolusi berarti "kembali lagi" atau "berulang kembali.“ Artinya terjadi Pengulangan secara terus-menerus yang menjadikan akhir sekaligus awal sebagaimana ”revolusi planet dalam orbit” Pengertian revolusi tidak lagi menekankan aspek kesinambungan dalam daur ulang (unbroken continuity), melainkan justru sebagai keterputusan dalam kesinambungan (break in continuity). Revolusi berarti suatu perubahan struktur mental dan keyakinan karena introduksi gagasan dan tatanan baru yang membedakan dirinya dari gagasan dan tatanan masa lalu (Cohen, 1985). Presiden Joko Widodo menggagas perlunya Character and Nation Building, melalui rangkaian upaya yang disebut NAWACITA, yang menjadi ruh Kabinet Kerja 2014-2019. Character and nation building, bukanlah hal yang mudah, namun hal ini harus menjadi kemauan dan tekad bangsa Indonesia, yang berawal keluarga. Untuk dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal pemerintah mengeluarkan kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung keluarga agar dapat melaksanakan fungsi keluarga secara optimal sesuai undang – undang No.52 tahun 2009.
Pengertian dari keluarga itu sendiri adalah adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga hakekatnya merupakan lingkungan yang pertama & utama dalam pembinaan tumbuh kembang, serta menanamkan nilai-nilai moral dan pembentukan kepribadian, juga merupakan tempat belajar bagi anak dalam mengenal dirinya sebagai makluk social.
Sedangkan makna dari pembangunan keluarga adalah upaya mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Pembangunan keluarga merupakan salahsatu dari 3 pilar dari BKKBN, adapun yang menjadi pilar BKKBN antara lain : Kependudukan, KB dan Kesehatan Reproduksi dan juga Pembangunan Keluarga.
Dalam hal ini BKKBN ingin mengajak segenap masyarakat Indonesia untuk meningkatkan fungsi dan peran keluarga dalam mewujudkan keluarga kecil yang tak hanya bahagia, tetapi juga berkualitas, bermartabat dan juga harmonis. Adapun tujuannya adalah untuk mewujudkan bangsa yang berkarakter dan kuat.
BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) mempunyai Visi menjadi lembaga yang handal dan dipercaya dalam mewujudkan penduduk tumbuh seimbang dan keluarga berkualitas. Sedangkan misinya antara lain :
- Mengarus-utamakan pembangunan berwawasan kependudukan
- Menyelenggarakan Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi
- Memfasilitasi pembangunan keluarga
- Mengembangkan jejaring kemitraan dalam pengelolaan kependudukan, keluarga berencana dan pembangunan keluarga
- Membangun dan menerapkan budaya kerja organisasi secara konsisten
Ada 3 hal yang yang menjadi menjadi kerangka konsep pembangunan keluarga tang merupakan implementasi untuk revolusi mental yaitu :
Input