“Menjadi tua bersamamu adalah impian… Tapi tetap saling menatap, menyentuh, dan merawat cinta hingga tua — itu perjuangan.”
Di tengah tumpukan cucian, jadwal kerja yang padat, urusan anak yang tak ada habisnya, dan bahkan cucu yang mulai ikut mengisi rumah dengan keriuhannya, sepasang suami istri seringkali lupa pada satu hal yang paling dasar: kebersamaan hanya berdua.
Padahal, hubungan pernikahan bukan sekadar proyek jangka panjang untuk membesarkan anak atau menabung demi masa depan, tetapi juga tentang merawat cinta yang pernah menyala di awal dan tetap menyala hingga senja.
Kita sering berpikir, quality time hanya milik pasangan muda yang baru menikah. Padahal, pasangan yang telah puluhan tahun bersama justru paling membutuhkan ruang khusus untuk menghidupkan kembali keintiman yang mungkin mulai tenggelam oleh rutinitas.
Inilah mengapa intimate weekend menjadi begitu penting.
Cinta yang Tak Dirawat Bisa Layu, Meski Telah Lama Tumbuh
Bayangkan ini: Seorang suami dan istri telah menikah belasan bahkan puluhan tahun. Di mata dunia, mereka adalah pasangan tangguh. Anak-anak mereka berhasil, rumah mereka berdiri kokoh, dan bahkan sudah ada cucu yang sering datang menginap.
Tapi di balik itu semua, komunikasi di antara mereka mulai kering. Percakapan hanya seputar tagihan, belanja, dan jadwal antar cucu ke sekolah. Pelukan menjadi langka, candaan menjadi asing, dan tatapan mata yang dulu berbinar kini nyaris hilang.
Apakah mereka masih saling mencintai? Mungkin. Tapi cinta yang tidak dirawat akan meredup, bukan karena tidak ada rasa, tapi karena tidak lagi diberi waktu.
Di sinilah intimate weekend mengambil peran penting. Bukan untuk “bulan madu kedua” yang mewah, melainkan untuk menyegarkan rasa, menyambung jiwa, dan mengingatkan bahwa mereka masih pasangan, bukan sekadar rekan hidup.