Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

'Eid in a Click': Saat Silaturahmi Lebaran Berpadu dengan Teknologi

29 Maret 2025   14:00 Diperbarui: 29 Maret 2025   10:17 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pertemuan Virtual Lebaran (Sumber: freepik.com)

Lebaran adalah momen istimewa yang identik dengan silaturahmi. Namun, di era digital, tradisi ini mengalami transformasi yang menarik. 

Jika dulu silaturahmi hanya dilakukan secara langsung, kini teknologi memungkinkan keluarga dan sahabat tetap terhubung meskipun jarak memisahkan. Dengan satu klik, kebersamaan bisa tetap terasa, baik melalui video call, pesan instan, maupun berbagai platform digital lainnya.

Transformasi Silaturahmi di Era Digital

Dahulu, mudik menjadi agenda wajib bagi banyak keluarga demi bisa berkumpul saat Lebaran. Namun, dengan semakin tersebarnya anggota keluarga di berbagai daerah, ditambah kesibukan masing-masing, silaturahmi digital menjadi solusi yang semakin populer. 

Kini, bertemu tidak lagi harus dilakukan secara fisik, tetapi bisa melalui layar ponsel atau laptop.

Teknologi menghadirkan berbagai cara baru untuk menjaga tradisi ini:
- Video Call Berjamaah: Aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dan WhatsApp memungkinkan pertemuan virtual lintas daerah bahkan lintas negara.
- Ucapan Lebaran Digital: Kini, ucapan selamat Idulfitri tidak hanya melalui kartu fisik, tetapi juga lewat e-card, voice note, atau video kreatif.
- Angpao Virtual: Dengan semakin berkembangnya layanan e-wallet, angpao kini bisa dikirim dalam hitungan detik tanpa harus bertemu langsung.
- Live Streaming Lebaran: Beberapa keluarga bahkan melakukan siaran langsung acara kumpul keluarga atau takbiran melalui media sosial untuk berbagi kebahagiaan dengan kerabat yang jauh.

Cerita Keluarga: Menyatukan Hati dari Pontianak hingga Banjarbaru

Sebagai contoh nyata, keluarga saya pun mengalami dinamika ini. Suami saya berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, sementara bibi saya tinggal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dengan jarak yang cukup jauh dan kesibukan masing-masing, kami sering mengandalkan teknologi untuk tetap terhubung.

Tidak setiap Lebaran kami bisa pulang. Saat sebagian anggota keluarga tak bisa mudik, sesi video call menjadi tradisi baru bagi keluarga kami. 

Di pagi hari setelah salat Id, kami menyapa satu sama lain melalui layar, berbagi cerita tentang menu Lebaran yang disajikan di masing-masing rumah, serta saling mendoakan. Meskipun tak bisa mencicipi hidangan secara langsung, kebersamaan tetap terasa hangat.

Teknologi juga membantu anak-anak tetap mengenal keluarga besarnya meskipun jarang bertemu. Mereka bisa melihat wajah kakek-nenek, om-tante, serta sepupu mereka yang tinggal jauh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun