Lebaran adalah momen istimewa yang identik dengan silaturahmi. Namun, di era digital, tradisi ini mengalami transformasi yang menarik.
Jika dulu silaturahmi hanya dilakukan secara langsung, kini teknologi memungkinkan keluarga dan sahabat tetap terhubung meskipun jarak memisahkan. Dengan satu klik, kebersamaan bisa tetap terasa, baik melalui video call, pesan instan, maupun berbagai platform digital lainnya.
Transformasi Silaturahmi di Era Digital
Dahulu, mudik menjadi agenda wajib bagi banyak keluarga demi bisa berkumpul saat Lebaran. Namun, dengan semakin tersebarnya anggota keluarga di berbagai daerah, ditambah kesibukan masing-masing, silaturahmi digital menjadi solusi yang semakin populer.
Kini, bertemu tidak lagi harus dilakukan secara fisik, tetapi bisa melalui layar ponsel atau laptop.
Teknologi menghadirkan berbagai cara baru untuk menjaga tradisi ini:
- Video Call Berjamaah: Aplikasi seperti Zoom, Google Meet, dan WhatsApp memungkinkan pertemuan virtual lintas daerah bahkan lintas negara.
- Ucapan Lebaran Digital: Kini, ucapan selamat Idulfitri tidak hanya melalui kartu fisik, tetapi juga lewat e-card, voice note, atau video kreatif.
- Angpao Virtual: Dengan semakin berkembangnya layanan e-wallet, angpao kini bisa dikirim dalam hitungan detik tanpa harus bertemu langsung.
- Live Streaming Lebaran: Beberapa keluarga bahkan melakukan siaran langsung acara kumpul keluarga atau takbiran melalui media sosial untuk berbagi kebahagiaan dengan kerabat yang jauh.
Cerita Keluarga: Menyatukan Hati dari Pontianak hingga Banjarbaru
Sebagai contoh nyata, keluarga saya pun mengalami dinamika ini. Suami saya berasal dari Pontianak, Kalimantan Barat, sementara bibi saya tinggal di Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Dengan jarak yang cukup jauh dan kesibukan masing-masing, kami sering mengandalkan teknologi untuk tetap terhubung.
Tidak setiap Lebaran kami bisa pulang. Saat sebagian anggota keluarga tak bisa mudik, sesi video call menjadi tradisi baru bagi keluarga kami.
Di pagi hari setelah salat Id, kami menyapa satu sama lain melalui layar, berbagi cerita tentang menu Lebaran yang disajikan di masing-masing rumah, serta saling mendoakan. Meskipun tak bisa mencicipi hidangan secara langsung, kebersamaan tetap terasa hangat.
Teknologi juga membantu anak-anak tetap mengenal keluarga besarnya meskipun jarang bertemu. Mereka bisa melihat wajah kakek-nenek, om-tante, serta sepupu mereka yang tinggal jauh.