Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Harus Tahu: Ternyata Murid Tidak Belajar dari Guru yang Mereka Tidak Sukai

24 Januari 2025   12:44 Diperbarui: 24 Januari 2025   12:44 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Murid Tidak Belajar dari Guru yang Mereka Tidak Sukai: Nilai dan Pentingnya Hubungan Manusia

Pernahkah kita berpikir, mengapa beberapa murid tampak enggan memperhatikan di kelas, bahkan cenderung menutup diri dari pelajaran?

Sebagian besar guru mungkin akan menyalahkan kurangnya motivasi atau disiplin dari murid. Namun, James Comer, seorang pakar pendidikan, memberikan pandangan yang menyentuh akar persoalan ini: "Tidak ada pembelajaran berarti yang bisa terjadi tanpa hubungan yang bermakna."

Kutipan ini membuka mata kita pada kenyataan bahwa pembelajaran bukanlah proses mekanis. Pendidikan melibatkan hubungan manusia yang kompleks, tempat rasa saling percaya, empati, dan penghormatan menjadi jembatan utama bagi proses belajar mengajar.

Dalam praktiknya, beberapa guru merasa tugas mereka selesai setelah menyampaikan materi, memberi tugas, dan melengkapi penilaian. Beberapa bahkan beranggapan bahwa "disukai murid" adalah hal yang remeh dan tidak perlu diperhatikan. 

Namun, pandangan ini mengabaikan inti dari pendidikan itu sendiri. George Washington pernah berkata, "Semua pembelajaran adalah pemahaman hubungan."

Apa artinya ini? Murid, sebagai manusia yang sedang tumbuh dan mencari identitas, membutuhkan lebih dari sekadar fakta atau rumus. Mereka membutuhkan figur yang dapat menjadi teladan, seseorang yang mendengarkan, memahami, dan memperhatikan mereka. Tanpa hubungan ini, pelajaran hanyalah kata-kata hampa yang sulit mereka serap.

Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, mengajarkan prinsip yang hingga kini tetap relevan: "Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani." 

Guru harus hadir sebagai teladan di depan, pembangun semangat di tengah, dan pendorong di belakang. Ketika guru hanya fokus pada tugas mengajar tanpa peduli pada hubungan emosional dengan murid, prinsip ini menjadi hampa.

Mari simak kisah inspiratif berikut;

Di sebuah sekolah kecil di pelosok, seorang murid bernama Dara dikenal sebagai anak yang sulit diatur. Dia kerap mengabaikan pelajaran dan sering mendapat teguran dari guru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun