Generasi Z sering kali dipandang sebagai generasi yang kreatif, penuh inovasi, dan melek teknologi. Namun, di balik itu semua, ada ancaman laten yang mulai mencuat ke permukaan.
Generasi ini disebut sebagai "Generasi Stroberi," istilah yang mencerminkan kerapuhan mereka dalam menghadapi tekanan dunia nyata. Pakar pendidikan, Ina Liem, menyebut bahwa fenomena ini lahir dari pola asuh yang disebut sebagai "Stroberi Parents."
"Generasi Stroberi terlihat indah dan berkilau dari luar, tetapi ketika dihadapkan pada tekanan, mereka mudah hancur. Ini adalah hasil dari pola asuh yang terlalu melindungi, yang lebih sibuk membersihkan jalan bagi anak-anaknya ketimbang mempersiapkan mereka untuk menghadapi kerasnya jalan itu," ujar Ina Liem, seorang ahli pendidikan.
Stroberi Parenting adalah pola asuh di mana orang tua terlalu terlibat dalam kehidupan anak hingga mereka tidak diberi ruang untuk belajar dari kesalahan atau menghadapi tantangan.Â
Orang tua ini sering kali berusaha "menyelamatkan" anak dari segala bentuk kesulitan, mulai dari konflik kecil dengan teman hingga menghadapi kegagalan akademik.
"Mereka terlalu sibuk menjadi 'superhero' untuk anak-anaknya. Akibatnya, anak tidak pernah belajar bagaimana cara bangkit setelah jatuh," jelas Ina.
Hasilnya? Anak-anak yang tumbuh di bawah pola asuh ini memiliki customer mentality. Mentalitas yang menganggap bahwa dunia akan selalu menyediakan apa yang mereka inginkan tanpa harus berusaha keras.Â
Generasi ini mudah menyerah, kurang berinisiatif, dan kesulitan beradaptasi dengan dunia kerja yang menuntut ketangguhan, inovasi, dan kemampuan berpikir kritis.
Ketahanan Mental: Kunci yang Hilang dari Generasi Stroberi
Ketahanan mental adalah salah satu kualitas yang menjadi korban utama dari pola asuh stroberi. Ketika anak-anak tidak pernah dihadapkan pada tantangan, mereka tidak memiliki kesempatan untuk membangun kemampuan menghadapi tekanan atau mengelola emosi negatif.
Dalam dunia kerja, hal ini menjadi masalah serius. Banyak perusahaan mengeluhkan kurangnya daya juang dan ketangguhan mental pada generasi muda. Ketika dihadapkan pada tugas yang sulit atau kritik, mereka cenderung mundur dan merasa tidak mampu.