Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Mengetahui Bakat dan Potensi Anak Sejak Dini

13 Januari 2025   12:54 Diperbarui: 13 Januari 2025   12:54 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Dalam psikologi, bakat (aptitude) adalah kemampuan khusus yang dimiliki seseorang secara bawaan, yang dapat berkembang melalui latihan atau pendidikan. Potensi (potential), di sisi lain, merujuk pada kemampuan atau kapasitas anak yang belum sepenuhnya berkembang tetapi dapat dimaksimalkan melalui stimulasi yang tepat. 

Kedua aspek ini berkaitan erat dengan teori perkembangan anak, seperti teori kecerdasan majemuk Howard Gardner, yang mengemukakan bahwa setiap individu memiliki jenis kecerdasan yang berbeda, seperti linguistik, logis-matematis, kinestetik, hingga interpersonal.

Menurut psikologi perkembangan, masa usia dini (0-6 tahun) adalah periode golden age, ketika otak anak berkembang dengan sangat pesat. Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan, menyatakan bahwa anak-anak memiliki kemampuan belajar yang sangat kuat di tahap ini, sehingga penting untuk memberikan rangsangan yang tepat untuk mengembangkan potensi mereka.

Dalam ilmu pedagogik, pendidikan pada masa ini harus berfokus pada pengembangan holistik anak, yang mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, dan fisik. 

Mengetahui bakat anak sejak dini membantu pendidik dan orang tua merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individual anak, mendukung keberhasilan akademik dan non-akademik mereka di masa depan.

Lantas bagaimana Cara Mengidentifikasi Bakat dan Potensi Anak?

1. Observasi Psikologis
Orang tua dan guru dapat mengamati perilaku anak dalam berbagai situasi. Contohnya, anak yang menunjukkan minat menggambar mungkin memiliki potensi dalam seni visual, sementara anak yang suka mengutak-atik benda mungkin memiliki kecerdasan teknis atau mekanik.

2. Teori Kecerdasan Majemuk
Gardner mengusulkan delapan jenis kecerdasan, seperti kecerdasan musikal, spasial, atau naturalistik. Guru dapat merancang aktivitas yang beragam untuk mengeksplorasi setiap jenis kecerdasan ini, sehingga anak dapat menunjukkan bakatnya.

3. Tes Psikometri dan Minat Bakat
Alat seperti tes IQ, tes kreativitas, atau tes minat bakat yang dirancang oleh psikolog dapat memberikan gambaran objektif tentang potensi anak.

4. Pendekatan Pedagogik Berbasis Anak (Child-Centered Approach)
Pendekatan ini, seperti yang diajukan oleh Maria Montessori, menekankan pembelajaran yang didasarkan pada minat anak. Misalnya, jika anak tertarik pada binatang, materi pembelajaran dapat diarahkan ke topik tersebut untuk memperkuat rasa ingin tahu dan kemampuan eksplorasi.

Selain menemukenali bakat dan potensi anak sejak dini, lingkungan juga perlu dimodifikasi sebaik mungkin untuk dapat mendukung bakat dan potensi mereka secara penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun