Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Khusus/Narasumber GPK/Narasumber Praktik Baik IKM

Seorang Guru Pendidikan khusus yang aktif dalam kegiatan literasi, Organisasi Profesi dan berbagai kegiatan terkait Dunia Pendidikan Khusus dan Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Metode Co-PicS dalam Pembelajaran Berhitung Siswa Autis, ADHD dan Speech Delay

16 September 2023   12:45 Diperbarui: 16 September 2023   12:45 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://vt.tiktok.com/ZSLEDNGMf/

Pendidikan adalah hak bagi setiap anak, termasuk mereka yang menghadapi berbagai tantangan seperti autisme, ADHD, dan speech delay. Kondisi-kondisi ini seringkali mempengaruhi kemampuan mereka dalam memahami dan menguasai konsep-konsep matematika, yang dampaknya dapat membatasi potensi mereka dalam mencapai prestasi akademik yang maksimal. Dalam upaya untuk mengatasi hambatan tersebut, sebagai seorang guru Pendidikan khusus, saya selalu berupaya memfasilitasi pembelajaran terbaik yang didasarkan pada hasil asesmen, sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik, salah satunya adalah dengan sebuah modifikasi metode berhitung yang saya namakan metode Co-PicS.

Co-Pics sendiri mulai saya terapkan sejak tahun 2018 sebagai solusi inovatif yang dapat membantu siswa dengan kondisi hambatan autisme disertai hambatan berbicara dalam mengembangkan kemampuan matematikanya. Co-Pics sendiri merupakan akronim dari “Counting by Pictures dan Symbols”, dimana Saya berupaya berinovasi mengenalkan symbol angka secara lisan sembari mengarahkan tangan siswa untuk mebentuk simbol-simbol angka dengan ukuran besar di atas permukaan gambar-gambar yang telah disiapkan, kemudian mengajak siswa menghitung jumlah gambar secara bertahap.

Melalui metode Co-Pics saya berupaya mengintegrasikan unsur-unsur visual ke dalam pembelajaran matematika. Ini dilakukan dengan memanfaatkan gambar-gambar yang menarik untuk membantu siswa-siswa dengan autisme, ADHD, dan speech delay yang terkendala untuk berhitung secara lisan atau verbal untuk memahami konsep matematika dengan lebih baik.

Setelah dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan, diluar ekspektasi, walaupun terhambat berbicara ataupun menyebutkan angka secara verbal, siswa dapat menghitung jumlah benda dan menuliskan jumlahnya secara akurat. Walaupun jumlah benda tersebut secara berkala ditingkatkan menjadi puluhan dan dalam berbagai variasi bentuk penjumlahan dan pengurangan. Metode ini kemudian secara berkelanjutan diberikan kepada siswa dengan hambatan Autis ADHD dan dilaporkan dalam sebuah Penelitian Tindakan Kelas.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa metode ini menguntungkan siswa-siswi dengan kondisi khusus:

  • Membantu Visualisasi Konsep: Gambar membantu siswa untuk melihat dan memahami konsep-konsep matematika secara lebih konkret, seperti operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
  • Mengatasi Keterbatasan Perhatian: Bagi siswa dengan ADHD, metode ini dapat membantu mereka tetap fokus dan terlibat dalam pembelajaran dengan memanfaatkan elemen visual yang menarik.
  • Mendukung Kemampuan Berbicara: Bagi siswa dengan speech delay, gambar dapat menjadi alat komunikasi yang efektif untuk memahami dan mengungkapkan konsep matematika.
  • Mengurangi Kecemasan: Dalam kasus autisme, metode ini dapat mengurangi kecemasan dengan memberikan alat yang lebih konkret dan mudah dimengerti.
  • Pembelajaran yang Dapat Disesuaikan: Guru dapat menyesuaikan penggunaan gambar dengan kebutuhan individu setiap siswa, memungkinkan pendekatan pembelajaran yang lebih personal dan efektif.

Metode belajar berhitung menggunakan gambar bukan hanya memberikan peluang bagi siswa-siswa dengan kondisi khusus untuk meraih kesuksesan dalam matematika, tetapi juga melatih siswa untuk memproduksi kata (angka secara verbal) dan mendukung perkembangan potensi setiap siswa, tak peduli apa pun hambatan yang mereka hadapi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun