Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jangan Masuk Jebakan Batman Khilafah

12 Januari 2024   21:48 Diperbarui: 12 Januari 2024   22:07 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok: otsmani coffee

Kekaisaran atau banyak yang mengenal dengan kekhalifahan Utsmani adalah kerajaan yang menguasai sebagian dari dunia pada masa abad ke 14 sampai abad 20. Kekuasaan mereka cukup menarik perhatian masyarakat global karena mencakup sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat dan afrika Utara. Kekuasaan Turki Utsmani mengakhiri kekaisaran Bizantium yang terkenal itu oleh Muhammad Al Fatih pada sekitar tahun 1450an .

Kekaisaran ini memang berkembang dengan baik dan menguasai wilayah sekitar cekungan Mediterania. Mereka sempat punya 32 provinsi dan banyak negara bawahan dan menjadi pusat kegiatan untuk banyak hal antara Timur Tengah dan Eropa selama enam abad. Awal abad ke 17 adalah puncak kekaisaran Utsmani.

Namun kondisi itu berubah pada abad ke 19 karena berbagai persoalan seperti perang dan kondisi ekonomi (inflasi), akhirnya kekuasaan kekaisaran ini melemah dan beberapa negara bawahannya memerdekakan diri seperti Serbia. Lalu pada abad ke 20, kekuasaan mereka runtuh. Negara mereka yang awalnya monarki absolut, lalu Kemal Ataturk mengubahnya menjadi demokratis sekuler. Karena Turki Utsmani merupakan benteng terakhir kerajaan monarki Islam, hingga kini ia selalu dijadikan rujukan untuk menarik umat Muslim ke arah Renaisans. Namun di balik elu-elu kejayaan Islam , sebenarnya para pihak itu mengeksploitasi Islam demi kepentingan politikmya  sendiri.

Beberapa pihak selalu mendengung-dengungkan kekaisaran ini selalu menonjolkan kejayaan Islam. Bahwa mereka mampu menjadi mercu suar kekuasaan untuk wilayah yang sangat luas dan berpengaruh. Merteka bersikeras menganggap bahwa Turki Utsmani negara khilafah dan menganggap khilafah sebagai sistem tunggal yang harus ditegakkan oleh  umat Islam.

Di indonesia , ada pihak yang selalu memberi framming bahwa Turki Utsmani adalah simbol dari khilafah yang harus selalu diingat kejayaannya atau dirindukan akan terbentuknya lagi. Beberapa tahun ini narasi-narasi ajakan untuk terbentuknya kekhilafahan masih ada di media sosial. Bahkan pada tahun ini, ada pihak yang akan menggelar peringatan satu abad runtuhnya khilafah utsmani. Dan menurut mereka inilah momentum yang tepat untuk menegakkan kembali negara Islam.

Padahal sejatinya negara dengan sistem khilafah yang mereka maksud itu tidak ada di dunia saat ini. Negara-negara yang moyoritas penduduknya muslimpun seperti Malaysia, Arab saudi, Brunei Darussalampun , bentuk kekhilafahannya adalah monarchi, artinya mereka cocok dengan sistem itu. Pada saat ini tidak ada negara khilafah di dunia. Jika khilafah yang dimaksud adalah sistem tertentu. Yang benar, seluruh dunia sudah menerapkan kekhilafahan, hanya saja bentuk dan sistemnya berbeda. Kebenaran ini diabaikan oleh orang-orang yang menginginkan sistem khilafah seperti kekaisaran Utsmani.

Inilkah yang harus kita waspadai, mengingat umat kita banyak yang tak paham soal itu dan termakan narasi dan provokasi mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun