Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbuat Sesuatu Lebih Baik, Dibanding Umbar Kebencian

17 Juni 2020   04:30 Diperbarui: 17 Juni 2020   04:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal Mei lalu, pemerintah mengungkapkan bahwa terdapat peningkatan jumlah laporan ujaran kebencian dan hoaks selama pandemic Covid-19 berlangsung. Peningkatan itu terjadi dalam kurun waktu satu bulan yaitu Maret sampai April 2020. Jumlahnya yaitu 443 laporan dan 14 diantaranya sudah diungkap oleh polisi dan 10 orang menjadi tersangka.

Jika ditelisik lebih lanjut ujaran kebensian itu terbanyak di instagram, lalu facebook , twiiter dan terakhir whattsapp. Oleh Kominfo sebagian besar akun-akun itu diblokir karena cukup meresahkan masyarakat. Ini masuk akal karena bagaimanapun, media sosial punya kecepatan penyebaran yang luar biasa . Juga dampak yang ditimbulkan. Kita mungkin ingat demo mahasiswa di Jakarta yang menyoal UU KPK yang baru. Mereka yang berdemio sebagain besar diberitahu oleh media sosial, begitu juga dana yang berhasil mereka kumpulkan untuk mendukung demo tersebut.

Ujaran kebencian itu terbanyak adalah penyangkalan terhadap hampir semua kebijakan pemerintah dan anjuran ulama terutama soal protocol kesehatan dan kebijakan yang menyangkut kesehatan masyarakat seperti PSBB, obat pandemic, bantuan sosial dan lain-lain. Apa yang sudah diupayakan oleh pemerintah seakan tidak ada artinya bagi para pembenci.

Umumnya mereka menonjolkan sisi kelemahan dan lambatnya penanganan menyangkut penyakit ini. Dunia tentu paham tidak semua negara di dunia yang sangat siap terhadap pandemic ini. Bahkan WHO yang telah menegaskan bahwa tidak aka nada pandemic di zaman informasi yang serba canggih seperti sekarang ini, juga repot untuk merumuskan langkah-langkah dunia terhadap penyakit ini.

Bahkan negara seperti Amerika Serikat juga kelabakan menghadapinya. Bahkan negara itu adalah salah satu dari tiga negara yang tidak mampu mengendalikan korban meninggal. Tak hanya AS, tapi juga Inggris, Italisa dan beberapa negara maju lainnya. Dengan kondisi yang seperti itu seharusnya kita sadar bahwa kita melawan pandemic itu bersama-sama.

Sehingga sebenarnya tidak seharusnya satu pihak atau beberapa orang yang trus menerus  menghujat pemerintah atau yang berwenang dalam menangani wabah ini tanpa bisa mengerti bahwa negara lain yang lebih hebat dalam teknologi dan informasi juga tertatih dalam menuntaskan pandemic ini.

Ujaran kebencian terhadap pemerintah pada saat pandemic seperti sekarang ini mirip dengan radikalisme baru. Ia seakan dilontarkan dengan massif dan membuat orang lain yakin akan adanya kesalahan kebijakan dan kemudian membencinya.

Karea itumungkin kita perlu renungkan sekali lagi, apa yang kita lakukan secara pribadi menyangkut pandemic ini? Apakah dengan membantu orang lain ? Memperhatikan dan membantu dengan memberi sumbangan ? Ataukan tidak berbuat apa-apa tetapi mengecam semua kebijakan?

Mari kita renungkan bersama dan sadar bahwa kita semua harus bangkit bersama melawab pandemic dengan cara damai, bukan dengan ujaran kebenciaan atau semacamnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun