Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Viralkan Pesan Cinta Damai di Dunia Maya

19 Januari 2019   17:05 Diperbarui: 19 Januari 2019   17:43 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap informasi atau peristiwa yang menyebar secara cepat dan banyak menjadi perbincangan publik, menjadi fenomena baru di era milenial ini. Viral istilahnya. Ketika sesuatu menjadi viral, keinginan orang tersebut dianggap berhasil. Jika sebuah kebijakan menjadi viral, tentu masyarakat mengerti. Jika kejelekan seseorang menjadi viral, akan bisa mempermalukan orang tersebut. Jika kesusahan seseorang menjadi viral, akan mengundang banyak orang untuk membantu. Dan jika keberhasilan seseorang menjadi viral, akan bisa memberikan inspirasi baru bagi orang lain. Lalu, bagaimana jika kebohongan dan kebencian yang menjadi viral?

Saat ini, dunia maya telah dipenuhi berbagai macam ujaran kebencian dan berita bohong alias hoax. Keduanya telah menyusup kesetiap lini dunia maya. Tidak sedikit pula masyarakat yang terprovokasi, karena tidak membekali dirinya dengan literasi media yang kuat. Di era milenial ini, senjatanya adalah informasi. Bagi siapa yang tidak membekali dirinya dengan informasi dan ilmu pengetahuan, mereka akan mudah terombang-ambingkan oleh informasi yang menyesatkan.

Dan tak dipungkiri, ada sekelompok orang yang secara sengaja menyebarkan berita bohong dan ujaran kebencian untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sementera, keberadaan kelompok ini tentu ada karena ada permintaan. Dan di tahun politik seperti sekarang ini, permintaan untuk memproduksi hoax dan ujaran kebencian seringkali terjadi. 

Tujuannya tak lain tak bukan adalah untuk mendapatkan dukungan masyarakat dan menjatuhkan elektabilitas lawan. Sebenernya kita sudah tahu, siapa yang diuntungkan dan siapa yang dirugikan. Tentu saja yang paling dirugikan adalah masyarakat sendiri. Dalam konteks yang lebih luas, yang dirugikan oleh hoax dan kebencian ini adalah negeri ini sendiri.

Mari kita gunakan kemajuan teknologi di era milenial ini, untuk merekatkan tali silaturahmi. Gunakan media sosial untuk merekatkan persatuan dan kesatuan. Dan gunakan dunia maya untuk membekali diri dengan informasi yang benar, ilmu pengetahuan yang tepat, sehingga kita bisa memberikan kontribusi positif bagi negeri ini. Dan salah satu kontribusi positif yang mudah dilakukan adalah menebar pesan damai di dunia maya. Mudah tapi bagi sebagian orang sulit dilakukan. Jika kalian merasa mudah melakukannya, maka lakukanlah mulai saat ini.

Komitmen untuk melawan hoax dan ujaran kebencian ini, perlu dimunculkan oleh semua pihak. Mulai dari kalangan masyarakat biasa hingga para penguasa. Tanpa komitmen yang nyata, niscaya akan sulit untuk melawan hoax dan ujaran kebencian. Jika para pemuda di era kemerdekaan bisa mengalahkan penjajah dan merebut kembali kemerdekaan, semestinya generasi milenial ini juga bisa melawan hoax dan ujaran kebencian di dunia maya. Bersihkanlah segala bentuk pengaruh buruk, dengan nilai-nilai kearifan lokal yang telah diajarkan para pendahulu. Sebarkanlah pesan damai di mana saja, kapan saja dan dengan apa saja. Baik di dunia nyata ataupun dunia maya, demi terciptanya Indonesia damai dan toleran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun