Pada hari Senin (15/10/2018) dua ruang anggota DPR Komisi di gedung DPR MPR Senayan Jakarta  mengalami penembakan . Kabar sementara beredar mengatakan bahwa penembakan itu adalah  tak disengaja karena itu dikatagorikan sebagai peluru nyasar.
Namun kabar yang beredar dan sempat mencuri perhatian banyak orang menyebatkan bahwa kemungkinan besar penembakan itu punya motif politik. Terkait dengan Pemilu yang akan berlangsung pada tahun 2019 danakan berhadapan dua calon dari dua kubu yang berseberangan sejak Pemilu 2014.
Bahkan pemberitaan itu membuat banyak pihak terpancing untuk membicarakannya. Bahkan  sempat masuk jajaran trending topic Indonesia  selama beberapa jam. Menimbulkan kegadungan yang seharusnya tak perlu.
Dua ruangan yang jadi sasaran peluru nyasar itu dimiliki masing-masing oleh anggota DPR yang berasal dari Partai Gerindra dan Partai Golkar. Dua partai  itu berseberangan di Pilppres kali ini . Berbeda dengan Pilpres 2014 di mana mereka berada di satu kubu.
Sesaat setelah penembakan itu , pemilik ruangan itu menyatakan keyakinannya soal motif politik yang paling dominan untuk menjelaskan motif penembakan / peluru nyasar. Sikap itu agaknya harus diralat karena seperti yang kita saksikan di berbagai media bahwa itu berlangsung di dua kubu berbeda. Tak ada dasar kuat untuk mempertajam tuduhan itu.
Tentu saja tuduhan itu harusnya diserahkan kepada pihak kepolisian untuk menyelidikinya. Karena merekalah yang paling berwenang untuk menyatakannya setelah melakukan berbagai penyelidikan. Karena bisa jadi benar tapi bisa jadi tidak benar.
Mari kita lihat kasus serupa tapi tak sama. Tepatnya di Amerika Serikat (AS). Kantor pusat Youtube di San Bruno Amerika juga jadi korban penembakan orang tak dikenal pada April lalu. Penembakan itu membuat orang banyak membuat spekulasi tentang  pelaku dan  motifnya. Banyak dibincangkan secara langsung maupun menjadi  bincangan seru di media sosial. Banyak spekulasi. Banyak kegaduhan. Mirip kegaduhan yang berlangsung pada spekulasi penembakan di DPR. Tapi pihak Youtube menyatakan bahwa pihaknya menyerahkan pada pihak kepolisian untuk menyelidikinya.
Sehari setelah kejadian di San Bruno itu, pihak kepolisian berhasil membekuk sang pelaku. Menurut penyelidikan polisi disebutkan bahwa tindakan pelaku dilakukan karena gambarnya tidak mendapatkan honor dari pihak youtube.
Karena itu, banyak hal harus kita lihat dan diputuskan sesuai dengan proporsinya. Karena itu akan menimbulkan kegaduhan yang tak perlu. Buang-buang waktu dan energy. Termasuk kasus peluru nyasar , dipolitisir seakan terkait dengan 2019 dan lain sebagainya. Sebenarnya hanya menimbulkan kegaduhan saja dan tak jelas proposinya. Juga berpotensi menimbulkan rasa tak suka bahkan permusuhan.
Karena itu marilah kita sama bijak dan menyerahkan itu kepada pihak kepolisian. Agar kita tetap damai, tidak gaduh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H