Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinggalkan Ego Diri Demi Terciptanya Masyarakat Madani

17 November 2024   13:00 Diperbarui: 17 November 2024   13:01 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Allah SWT menurunkan kitab Al Qur'an kepada Nabi Muhammad SAW agar umat beliau tidak tersesat dalam menjalani tugas yang diemban setiap diri manusia sebagai khalifah Allah di muka bumi. Al Qur'an diturunkan untuk merespon peradaban manusia yang sedang bergerak, oleh karenanya ketika kita membaca Al Qur'an sangat penting untuk merasa bahwa kita termasuk didalamnya, pesannya untuk kita bukan menunjuk orang lain sebagai penerima pesan. Dengan begitu kita akan mengembalikan ke dalam diri menganggap apa yang termaktub didalam Al Qur'an adalah nasehat untuk diri sendiri dan bagian dari amanah yang harus diemban.

Jika begitu akan terhindar dari salah tafsir karena egoisme atau kepentingan yang tercampur disana. Hal-hal lain yang subyektif dari diri juga turut bersumbangsih ketika kita memutuskan untuk mengikuti apa yang sudah ditafsirkan. Orang tua, pengetahuan dan lingkungan mempunyai peran besar dalam membentuk subyektifitas kita. Oleh karenanya sangat penting untuk menyiapkan diri serta menanggalkan pengetahuan yang dimiliki agar menjadi 'kosong' untuk dapat menerima dan menyerap pengetahuan baru. Memang butuh keluasan hati dan pikiran untuk melakukannya agar tidak tercipta benteng kokoh sebagai penghambat masuknya sebuah pengetahuan baru. 

Dalam perjalanan hidup dan kehidupannya, manusia sebagai makhluk Allah pada dasarnya mengemban amanah, entah itu amanah sebagai hamba (dirinya dengan Tuhan), sebagai mahluk sosial (antar semasa mahluk Tuhan), maupun terhadap dirinya sendiri. Sebagai hamba, yakni menjaga sesuatu yang harus dipelihara dan dijaga oleh manusia dalam koridor mengikuti perintahNya dan menjauhi laranganNya dan mengunakan anggota tubuh serta potensi yang diberikan Sang Pencipta untuk kebermanfaatan bagi dirinya juga sesama sebagai jalan mendekatkan diri kepada Tuhannya.

Amanah terhadap sesama mahluk, yakni mengejawantahkan akhlakul karimah dalam setiap relasi sesama mahluk Tuhan, seperti tidak menyakiti, tidak merugikan, berlaku adil, berkasih sayang, dsb. Amanah terhadap dirinya, yakni berusaha melakukan hal-hal yang baik dan lebih bermanfaat untuk kepentingan agama dan dunianya, juga menjaga dan memelihara kesehatan dirinya.

Jika setiap diri dapat menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya maka akan tercipta tatanan masyarakat madani. Tentu masyarakat madani tidak hadir dengan begitu saja dalam kehidupan kita, mesti ditunjang dengan sistem dalam tatanan masyarakat. Perlu adanya sistem demokrasi, yang menjamin setiap masyarakat memiliki hak dan posisi yang sama untuk melaksanakan transaksi sosial dan politik tanda adanya intimidasi.

Perlu adanya jaminan keseimbangan hak dan kewajiban yang adil bagi seluruh masyarakat untuk mengakses politik, ekonomi, dan ilmu pengetahuan. Diperlukan sikap saling menghormati antar individu maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat agak jauh dari tindakan diskriminasi. Perlu juga Mengakui dan menerima dengan tulus hadirnya kemajemukan dan keberagaman dalam lingkungannya. Jika ada ketidakselarasan dalam implementasi sistem sebagai penunjang terciptanya masyarakat madani bukan berarti lantas mengganti sistemnya.

Kuncinya bersatu, bersatu dan bersama menjadi landasan utama untuk maju, adil, makmur dan sejahtera. Apapun keadaannya harus bersatu. Semua anggota masyarakat yang berbeda harus bisa dipersatukan atas kebutuhan bekerjasama, dan akhlak mulia. Berbekalkan kejujuran, kebersamaan, kasih sayang, suasana adil dan lain-lain, maka kelak menghasilkan tatanan kehidupan sosial yang ideal. Semangat bersatu dan hubungan-hubungan kasih sayang itu akan melahirkan tatanan kehidupan yang tentram, adil, saling menghargai dan menjaga, sehingga kesejahteraan lahir dan batin dapat diraih.

Betapa penting persatuan dan kesatuan, oleh karenanya jangan coba-coba berusaha mengoyaknya. Tolong camkan bagi yang masih berusaha memecah persatuan, dan kalian yang menjadi obyek sararan, tolong pahami dan sadari jangan sampai terbawa hasutan, SADARLAH...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun