Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Bijak Memanfaatkan Kecanggihan Teknologi Kecerdasan Buatan

28 Juli 2024   12:46 Diperbarui: 28 Juli 2024   12:53 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deepfake - jalandamai.org

Teknologi merupakan produk ciptaan manusia. Keberadaan teknologi pada dasarnya dibuat untuk membantu segala aktifitas manusia. Banyak hal yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, berkat kecanggihan teknologi. Dan hampir semua peralatan yang digunakan oleh manusia, merupakan buah dari hasil perkembangan teknologi. Karena itulah, melek teknologi menjadi hal yang penting di era sekarang ini.

Namun, melek teknologi juga harus diimbangi dengan melek literasi. Tanpa literasi, teknologi menjadi hal yang percuma. Tanpa literasi, kecanggihan teknologi bisa berbalik menjadi hal yang tidak ada gunanya. Apa gunanya teknologi jika digunakan untuk menyebar kebencian antar sesama. Apa gunanya jika teknologi justru digunakan untuk menjatuhkan, atau menyerang pihak lain.

Disisi lain, kecanggihan teknologi juga banya disalahgunakan untuk penipuan online. Pinjaman online, judi online, atau praktek illegal lain yang dilakukan secara online, juga banyak terjadi berkat perkembangan teknologi. Perbuatan intoleransi dan diskriminasi, juga banyak dilakukan dengan cara menyalahgunakan kecanggihan teknologi. Bahkan, perang yang menyebabkan banyak nyawa melayang, juga terjadi berkat penyalahgunaan teknologi.

Sekarang ini, eranya kecerdasan buatan atau AI. Semua pihak berlomba mengadopsi AI dalam produk yang ditawarkan. Berbagai laptop dan telepon genggam, banyak yang mengadopsi teknologi AI didalamnya. Hal ini dimaksudkan agar produk yang ditawarkan tersebut menjadi lebih canggih, lebih efisien, dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang.

Namun, kecerdasan buatan ini lagi-lagi berpotensi disalahgunakan. Beberapa waktu lalu, jaringan teroris global seperti ISIS, mulai menggunakan deepfake dan chatbot, untuk memproduksi konten-konten radikal. Hal ini tentu membuat kita semua harus mengantisipasi, dengan kecanggihan teknologi pula. Pola-pola pencegahan penyebaran radikalisme, tidak bisa dilakukan dengan cara-cara yang konvensional.

Sekali lagi, melek teknologi penting dilakukan, tapi harus diimplementasikan untuk tujuan yang positif. Teknologi semestinya digunakan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan kelompok atau kepentingan tertentu. Era kecerdasan buatan memang tidak bisa dibantah. Era robot memang akan mengarah kesana. Namun kita semua tentu harus tetap membekali diri dengan ilmu pengetahuan yang kuat. Kita harus membekali dengan pemahaman agama yang benar. Serta kita juga harus membekali diri dengan paham kebangsaan.

Semuanya itu penting agar kita semua mempunya fondasi dan filter yang kuat. Jika kita mendengar, membaca atau melihat pesan-pesan provokatif, tidak mudah tersulut. Jika ada oknum penceramah yang menyalahgunakan ayat suci untuk kepentingan tertentu, kita tidak mudah terpengaruh. 

Karena agama apapun sejatinya tidak ada  yang mengajarkan kejelekan. Tidak ada agama yang mengajarkan untuk menebar kebencian, melakukan tindakan intoleran ataupun berbuat diskriminatif antar sesama. Saatnya bijak dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun