Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menjadi Generasi Toleran dan Anti Kekerasan

21 Juli 2024   02:51 Diperbarui: 21 Juli 2024   04:35 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berjiwa Pancasila - jalandamai.org

Berbagai pihak telah menyiapkan untuk menyambut Indonesia emas, pada tahun 2045 mendatang. Salah satunya adalah menyiapkan generasi penerus. Apalagi Indonesia merupakan salah satu negara yang mendapatkan bonus demografi. Akan ada satu masa Dimana masyarakat Indonesia didominasi anak muda dengan usia produktif. Tinggal bagaimana kita mengarahkan generasi dengan usia produktif tersebut. Jika salah Langkah, tidak menutup kemungkinan negeri ini akan sulit berkembang, hanya karena ulah generasi penerusnya sendiri.

Mari kita lakukan perenungan. Apakah saat ini kita semua sudah on the track mempersiapkan Indonesia emas? Untuk mewujudkan hal ini, tentu perlu kontribusi semua pihak dan tidak bisa mengandapkan sepenuhnya dari pemerintah. Perlu peran serta semua elemen masyarakat, termasuk para generasi muda. Lalu, apa yang harus dipersiapkan?

Saat ini banyak sekali provokasi, hate speech, dan hoaks bertebaran di dunia maya. Ironisnya, hal tersebut banyak dilakukan oleh anak-anak muda. Disisi lain, juga banyak anak muda yang masih gemar melakukan tindak kekerasan di jalanan. Banyak juga anak muda yang masih menganggur tidak punya pekerjaan. Tapi di lain pihak, banyak juga yang sudah sukses di usia muda.

Pilihan ada dalam diri kita masing-masing. Menjadi generasi yang memberikan dampak positif, atau menjadi generasi yang memberikan dampak negatif. Pilihannya berpulang pada diri kita masing-masing. Persoalan ketenangan lingkungan sekitar, tergantung dari kita sendiri. Persoalan keamanan lingkungan kita, juga tergantung dari diri kita sendiri. Seberapa komitmen diri kita menjaga diri dan lingkungan kita, dari segala pengaruh buruk.

Tak bisa dipungkiri, perkembangan teknologi informasi seperti sekarang ini, telah membuat informasi berkembangan begitu pesat. Informasi yang berkembang tidak hanya yang bersifat positif, tapi yang bersifat negative pun juga banyak beredar di media sosial. Bahkan penyebaran provokasi pun juga menyusup dalam dakwah yang dilakukan para penceramah. Dan sudah bukan menjadi rahasia umum, jika ada oknum penceramah, yang diduga terpapar radikalisme, lalu menyebarkan melalui akun media sosialnya.

Tentu saja hal tersebut sangat mengkhawatirkan. Apalagi jika kebencian tersebut diselipkan ayat-ayat suci. Akibatnya, tidak sedikti dari masyarakat yang salah dalam memahami ajaran agama. Banyak masyarakat yang gemar menyatakan sesat atau kafir, bagi masyarakat yang berbeda pandangan dan keyakinan dengan dirinya. Tidak sedikit yang mempersoalkan benda budaya, yang semestinya tidak perlu dipertentangkan. Karena Indonesia merupakan negara majemuk, yang mempunyai banyak keberagaman.

Saat ini, banyak sekali aktifitas intoleran yang terjadi di Indonesia. Dalam catatan SETARA Institut, setidaknya terdapat 175 peristiwa dengan 333 pelanggaran kebebasan beragama. Peristiwa tersebut terjadi di tahun 2022 yang lalu. Lalu, bagaimana mungkin bisa mencapai Indonesia Emas pada 2045 mendatang, jika generasi mudanya justru aktif melakukan praktek intoleran?

Praktek intoleransi di negeri ini harus segera disudahi. Berbagai tantangan yang terjadi, harus disikapi dengan arif dan bijaknya. Segala ucapan dan tindakan, harus mengedepankan kearifan lokal yang telah diwariskan para pendahulu. Semangat persatuan dan kesatuan harus terus dijaga, dengan tetap saling memanusiakan antar sesama. Mari saling berangkulan dalam keberagaman, bukan saling memukul karena perbedaan. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun