Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengedepankan Deradikalisasi Berbasis Nasionalisme

14 Juli 2024   13:30 Diperbarui: 14 Juli 2024   13:33 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdamaian Indonesia - jalandamai.org

Mungkin diantara kita pernah dengan nama organisasi Jamaah Islamiyah? Ya, organisasi tersebut sering disebut di era 2000 an. Karena organisasi itulah yang bertanggung jawab atas serangkaian bom gereja dan bom Bali, yang menewaskan ratusan orang dari berbagai negara. Organisasi teroris yang berafiliasi dengan kelompok Al Qaeda tersebut, bulan kemarin baru saja mendeklarasikan diri telah bubar. Para petingginya berkumpul di Bogor, Jawa Barat mendeklarasikan kembali ke negara kesatuan republik Indonesia.

Apa yang telah dilakukan JI tersebut apakah bukti dari program deradikalisasi berhasil? Semoga. Seperti diketahui, deradikalisasi adalah program yang dilakukan pemerintah, untuk mengembalikan masyarakat yang terpapar radikalisme, untuk lepas dari pandangan ekstrim. Dengan deradikalisasi, diharapkan bisa kembali menjadi masyarakat Indonesia yang seutuhnya.

Apa yang diharapkan dari deradikalisasi? Tentu tidak hanya keluar dari organisasi JI dan mengakui Indonesia. Deradikalisasi diharapkan bisa mengembalikan mereka menjadi masyarakat Indonesia. Dengan deradikalisasi diharapkan bisa lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan negara. 

Pembubaran organisasi terlarang seperti FPI, HTI adalah bagian dari deradikalisasi berbasis nasionalisme. Para pengikut anggota kedua organisasi tersebut berpotensi mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa. Begitu juga dengan anggota JI. Harus paham nilai-nilai kebangsaan, agar tetap bisa menjaga keberagaman yang ada di Indonesia.

Para petinggi JI yang membubarkan organisasinya dan memutuskan mematuhi segala aturan hukum yang ada di Indonesia, diharapkan tidak hanya sebatas gimmick. Seperti kita tahu, para anggota JI ini sangat lihat dalam merebut perhatian publik. Mereka bisa melakukan perbuatan terror, tapi bisa hidup berbaur di tengah masyarakat. Mereka sangat lihai dalam berkamuflase seperti halnya Binatang bunglon, yang berganti warna menyesuaikan tempatnya.

Pembubaran JI oleh para petingginya, diharapkan bisa diikuti para simpatisan dan loyalisnya. Karena menghilangkan keyakinan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Para anggota JI tidak boleh lagi eksklusive. Para anggota JI juga harus mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal, demi terciptanya harmoni di tengah keberagaman. Bibit kebencian yang ada dalam diri, harus pelan-pelan ditanggalkan, agar tidak selalu menyalahkan atau mengkafirkan orang lain.

Tidak boleh lagi ada anggapan jihad yang menyesatkan. Tidak boleh lagi melakukan tindak kekerasan, untuk menegakkan agama Allah. Seperti tahu, para anggota JI dan anggota teroris yang lain menilai, meledakkan diri dengan bom dianggap sebagai bagian dari jihad. Padahal, dalam Islam sendiri tidak pernah mengajarkan jihad dengan cara meledakkan diri. Islam justru mengajarkan jihad yang santun, jihad yang tidak bertentangan dengan ajaran agama.

Para mantan anggota JI dan para loyalisnya, harus mengedepankan nilai-nilai kebangsaan demi terciptanya semangat nasionalisme dalam diri. Dengan menjadi seorang yang nasionalis, diharapkan tidak melupakan nilai-nilai kearifan lokal, yang menjadi warisan para pendahulu. Diharapkan juga bisa tetap mengedepankan keberagaman yang ada di sekitarnya. Deradikaliasi yang berhasil dilakukan, diharapkan bisa melahirkan pribadi yang nasionalis, yang mengedepankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun