Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Komunikasi Kelompok Intra dan Inter Agama untuk Kesejahteran Bersama

9 Desember 2023   10:09 Diperbarui: 9 Desember 2023   10:42 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori komunikasi kelompok membahas banyak hal tentang bagaimana implementasi hubungan manusia dengan manusia di dalam sebuah komunitas, maupun hubungan manusia dengan manusia lain yang berasal dari komunitas berbeda. Hubungan yang dimaksud adalah praktik interaksi berupa saling mengirimkan pesan. Baik pesan melalui lisan seperti percakapan, tulisan, maupun simbol-simbol dengan makna semiotika.

Sejumlah referensi menyebutkan, komunikasi yang baik dan saling terbuka adalah kunci untuk meraih kesuksesan bersama dalam sebuah kelompok. Di mana dalam sebuah kelompok atau komunitas pasti ada tujuan bersama yang telah disepakati. Landasan atau kerangka berpikir dalam penjabaran komunikasi kelompok dapat diterapkan pada praktik komunikasi intra maupun inter-agama di masyarakat.

Perlu diketahui, setiap agama di Indonesia memiliki komunitas yang berstatus pemeluk agama tersebut. Sementara tujuan utama dari agama-agama di Indonesia adalah menjalankan perintah Tuhan sebagaimana termaktub di kitab-kitab.

Dalam banyak kesempatan, masing-masing pemuka agama bilang kalau hidup mereka adalah untuk pengabdian pada Tuhan. Baik yang dijalankan dalam ritual vertikal maupun yang diaplikasikan melalui hubungan sosial horizontal. Misalnya, ada istilah: hablumminannas (hubungan dengan manusia) dan hablumminallah (hubungan dengan Allah/Tuhan).

Demi menjalankan misi sebagai khalifah di muka bumi, tiap pemeluk suatu agama mesti melakukan kerja kolektif. Implementasinya bisa dilihat dari begitu banyak tempat ibadah yang tidak hanya menggelar ritual keagamaan. Tidak sedikit pula tempat ibadah mengadakan bakti sosial tanpa pandang bulu sasarannya. Umat beragama berbeda pun akan bisa menjadi target dari aktifitas sosial tersebut. Bantuan sosial diberikan pada siapa pun dengan jiwa humanis.  

Kelompok/komunitas agama yang berbeda merupakan anggota kelompok besar dari bangsa Indonesia. Agama satu dengan agama yang lain merupakan pilar-pilar dari komunitas bangsa Indonesia yang berjumlah sekitar 273 juta jiwa di nusantara. Masing-masing kelompok agama harus pula bisa berkomunikasi secara baik dengan kelompok dari agama lain.

Selama mereka masih berstatus warga negara Indonesia, mereka harus pula bersiap merealisasikan cita-cita bersama di bawah panji merah putih. Cita-cita yang dimaksud tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Secara umum, UUD 1945 membahas tentang upaya mewujudkan kesejahteraan di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, politik, budaya, dan segenap bidang lainnya, bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jangan lupa pula, dalam UUD 1945 diatur tentang kemerdekaan seseorang untuk memeluk agama/aliran kepercayaan masing-masing. Semua warga negara juga boleh berserikat dan berkumpul sebagai salah satu wujud negara demokrasi.

Komunikasi kelompok yang dilakukan oleh orang-orang dengan agama yang sama, maupun komunikasi kelompok yang dilakukan komunitas agama tertentu dengan komunitas agama lain, memiliki tujuan mulia selama tidak lepas dari spirit UUD 1945. Terlebih, semangat perumusan UUD 1945 itu muncul dari kesadaran berketuhanan sebagaimana sila pertama pada Pancasila yang tercantum pula pada Pembukaan UUD 1945. Komunikasi, dialog, diskusi yang konstruktif pasti bisa melahirkan ide-ide cemerlang yang berorientasi kemaslahatan umat.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun