Mohon tunggu...
nunik rahayu
nunik rahayu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

Suka belajar dari pengalaman.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Setiap Orang Perlu Diakui dan Dihargai

10 Maret 2024   18:40 Diperbarui: 10 Maret 2024   18:41 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Semakin dewasa kita, maka tidak akan luput dengan dunia pekerjaan. Pastinya kita bisa mendapatkan pekerjaan tersebut, jika kita memenuhi kualifikasi yang sudah tertera. Namun, saat ini tak jarang saat kita temui beragam informasi tentang pekerjaan dan membaca kriteria untuk bisa bergabung di pekerjaan itu, terdapat kalimat "berpenampilan menarik". Mayoritas kalimat ini ditujukan kepada para pencari kerja perempuan. Dari adanya kalimat ini sudah dapat kita pahami, bahwa dunia pekerjaan saat ini sangat mengedepankan dan memperhatikan  fisik. Padahal tak sedikit orang yang berpenampilan kurang menarik tapi ternyata memiliki keahlian dibidangnya, dan justru terbalik orang yang memiliki penampilan menarik, belum tentu dapat menguasai keahlian dibidang yang dibutuhkan.

Adanya kalimat "berpenampilan menarik" ini lah yang menjadikan seseorang merasa kurang percaya diri apabila ingin mendaftarkan diri sebagai tenaga kerja disuatu perusahaan. Padahal sejatinya semua orang itu sama. Hanya saja apabila ditinjau dari segi agama bahwa yang membedakan seseorang itu adalah pada tingkat keimanan -nya saja. Artinya bukan dari fisik, bukan dari jenis kelamin, dan bahkan bukan dari segi penampilan. Perusahaan harusnya dapat meminimalisir atau bahkan tidak menggunakan embel-embel kalimat seperti diatas, karena hal tersebut apabila tetap dilaksanakan maka sebuah perusahaan akan kehilangan dan tidak memiliki karyawan yang sesuai dengan kemampuan atau ahli pada bidangnya. Dalam pelaksanaan ini, secara tidak langsung telah membahas tentang identitas gender terhadap pengakuan dan penghargaan seseorang khususnya kepada seorang wanita.

Adanya kalimat diatas menjadikan mayoritas perempuan untuk senantiasa menjadikan diri mereka menjadi lebih cantik dan menarik. Dengan tujuan agar mereka dapat diterima disuatu tempat kerja yang mereka inginkan. Mereka juga berpikir bahwa mereka akan dianggap dan dihargai apabila mereka itu cantik dan menarik. Dan dengan mengedepankan penampilan ini, justru mereka tidak terlalu mengedepankan akhlak baiknya. Menurut pendapat saya bahwa cantiknya fisik seorang wanita masih akan kalah dengan cantiknya hati dan akhlaknya. Selain itu perusahaan yang professional bukan suatu perusahaan yang sangat mengedepankan fisik atau bahkan identitas gender didalamnya atau bahkan sampai menulis kualifikasi seperti dengan embel-embel diatas. Karena pada dasarnya setiap orang itu perlu diakui dan dihargai apapun dan bagaimana pun kondisinya, baik secara fisik atau mental.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun