Saya meyakini bahwa setiap anak mempunyai keunikan, bakat, dan minat masing-masing bagi saya tidak ada anak yang tidak bisa.
Melalui sudut pandang saya kemampuan anak- anak kita seluas samudera, sayangnya , orang tua, guru atau sistem pendidikan yang kadang mempersempit kemampuan anak hingga samudera itu berubah menjadi selokan kecil.
Menurut psikologi perkembangan , kemampuan anak sangat luas terbagi menjadi tiga bagian besar, yaitu :Psiko afektif, psiko motorik, dan psiko kognitif. Prof. Dr. Nasution. M. A menjelaskan bahwa kemampuan anak belajar anak atau peserta didik dikatakan sempurna jika memenuhi tiga aspek kemampuan berikut ini :
1. Aspek Kemampuan afektif
Aspek kemampuan yang berkaitan dengan nilai dan sikap. Penilaian pada aspek ini dapat kita lihat antara lain pada kedisplinan atau sikap hormat terhadap guru. Aspek afektif ini berkaitan dengan kecerdasan emosi (EQ) anak.
2. Aspek Kemampuan psiko motorik
Aspek kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan gerak fisik anak yang mampu mempengaruhi sikap mental. Aspek ini menunjukkan kemampuan atau ketrampilan (skill) anak setelah menerima pengetahuan.
3. Aspek kemampuan kognitif
Aspek kemampuan yang berkaitan dengan kegiatan berfikir. Aspek ini sangat berkaitan dengan intelegensia (IQ) atau kemampuan berfikir anak. Sejak dulu aspek kognitif selalu menjadi perhatian utama dalam sistem pendidikan formal. Ini dapat dilihat pada penilaian pada sekolah-sekolah yang mengedepankan kesempurnaan aspek kognitif. Mestinya orang tua memandang kemampuan anak dengan landasan paradigma tidak ukur pada nilai bahwa anak- anak kita memiliki potensi yang luas. Artinya anak memiliki tiga aspek kemampuan : afektif, psikomotorik, dan kognitif.
Kita fokus pada kelebihan anak- anak kita dan tak menyamakan dengan anak lain. Fokus pada apa yang telah dicapai dan yang belum dicapai. Jika anak memiliki kekuatan pada salah satu aspek kemampuan tersebut, sudah cukup untuk dikatakan sebagai anak yang mampu, pandai, pintar, atau cerdas.
Adanya Implementasi Kurikulum Merdeka ini memberikan keleluasaan pada guru untuk lebih berpihak pada anak dan pembelajaran berpusat pada murid.