[caption id="attachment_192653" align="alignright" width="298" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] berbelanja merupakan salah satu aktivitas mingguan yang saya lakukan. kemarin sore saya berbelanja di warung dekat kontrakan rumah. saya membeli bawang satu ons, sekadar untuk sekali atau dua kali masak. dan yang membuat saya kaget, ternyata saya mendapati bawang yang saya beli itu saya mendapati hanya tiga siung bawang merah. saya hanya tersenyum kecut. tersenyum kecut pula mendapati efek domino kenaikan harga sembako dan semua barang lainnya. sering saya berburuk sangka kepada pemerintah yang kebijakannya hampir selalu memberatkan rakyat. saya sering bertanya, mungkin bagi mereka yang berpenghasilan besar, tidak masalah harga-harga naik, tidak ada pengaruhnya bagi mereka. tetapi bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan atau cukup saja, kenaikan harga sungguh menghimpit. berbelanja menjadi berat dan menyesakkan kadang-kadang karena semua naik. bahkan satu kilo bawang putih lebih mahal dari sekilo beras (untungnya makanan pokok kita bukan bawang putih). saya juga sering bertanya, apa mereka yang duduk di tempat yang terhormat itu gak pernah belanja ya, gak tau harga beras berapa, harga bawang berapa, dan harga2 lainnya. apa ya tidak berpikir, kalo warung2 makan yang buka itu yang biasa menjadi tempat makan masyarakat juga akan menaikkan harganya. mereka jadi mengalami dilema, mau menaikkan harga, mereka bingung, karena mereka mengerti berapa banyak penghasilan konsumennya. tidak menaikkan harga, margin pendapatan mereka semakin sedikit. ah, entahlah. harga yang semakin naik itu, tidak diikuti dengan kenaikan gaji pula. bagi pegawai negeri (saya berhusnuzhan) mereka lebih aman dalam masalah penghasilan. sementara bagi pegawai swasta dan buruh, untuk naik penghasilan saja kadang sulit. bahkan tidak sedikit perusahaan yang akhirnya melakukan efisiensi karena besarnya beban yang harus mereka tanggung. buruh atau karyawan mau menuntut kenaikan gaji merasa khawatir juga, alih-alih naik gaji sesuai harapan, yang ada malah kado phk. ditengah meningkatnya harga-harga sembako, isu tdl yang juga naik (yang efek dominonya juga akan menaikkan semua harga barang, jajanan akan semakin tipis, bahkan fullo makanan favorit suamiku akan semakin pendek jika tetap tidak menaikkan harga). aku kadang berseloroh sendiri bersama suami, ketika menonton berita, "harga-harga naik dan mahal semua mas, kecuali harga diri dan nyawa yang semakin turun dan semakin murah." (banyak pembunuhan, dan banyak orang yang tidak punya malu). biar begitu, semoga masyarakat indonesia semuanya tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan yang menghadang. mengutip prinsip pak beye, bersama kita bisa. biar sajalah mereka yang ada di tempat terhormat. kita berhusnuzhan saja mereka memikirkan nasib rakyat indonesia. salam kompasiana, salam semangat (meski rada dongkol dan gemas)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H