Visi, misi dan program Prabowo seperti yang sudah tertulis dan diucapkannya saat debat dan kampanye seolah-olah tidak mendarat dengan mulus kepada konstituennya. Partai koalisi pendukungnya hanya menawarkan image Tegas, Cerdas dan Berani ( TCB ) untuk sosok Prabowo tanpa penjabaran yang mencerahkan. Seharusnya untuk mengelaborasinya peranan partai koalisilah yang berada di depan. Mereka bisa menekankan bahwa memang Prabowo berkomitmen kuat dan pasti 100% menjalankan perencanaan yang akan dibuat untuk negeri ini dan bukan hanya menjual feature lahiriah seorang Prabowo. Sepanjang pengamatan saya yang terbatas ini, malah simpatisan dan pendukung - tidak terikat partai - yang berjuang mensosialisasikan program-progam Prabowo.
Berdasarkan bacaan dari berbagai media cetak, elektronik dan online, alih-alih menjelaskan dan mencerahkan, partai koalisi pendukungnya malah sibuk membalas hal-hal "kurang penting" dan menciptakan panggung untuk lawannya. Beberapa contoh mutakhir seperti pemecatan beberapa kader Golkar, penggunaan sarana publik ( bundaran HI ) untuk kegiatan politik capres pesaing, mempermasalahkan hasil temuan BPK dan sebagainya. Sangat kontra produktif karena debatable. Mengapa tidak mempertajam membahas visi misi dan program yang telah dideklarasikan ? Â Lalu apa peranan signifikan yang telah dimainkan oleh partai pendukung koalisinya?
Sangat tidak adil bagi Prabowo, ke sana ke mari membawa program untuk kemajuan bangsa sampai-sampai suara nyaris hilang, malah tidak tersosialisasikan oleh partai koalisi kepada masing-masing pendukungnya. Partai pendukung sepertinya hanya mengingatkan bahwa PRABOWO adalah TCB dan HARUS MENANG, seolah-olah dengan kemenangan Prabowo maka permasalahan masing-masing partai pendukungnya terselesaikan. Korupsikah? Dukungan mereka hanya dengan menjual image Prabowo - TCB Â - yang memang bagi sebagian masyarakat adalah mimpi layaknya fairy tale yang harus terwujud. Namun menurut hemat saya, tidak elok rasanya hanya menjual TCB tanpa berupaya menjual program yang direncanakan capresnya. Kalo hanya ini yang mereka lakukan maka tidak salah kemudian muncul anggapan - minimal bagi saya - bahwa partai koalisi pendukung kurang / tidak berkeringat sama sekali. Padahal Prabowo sudah berkeringat darah untuk mencapai cita-citanya turut membangun Indonesia namun balasan dari koalisi pendukungnya tidak sepadan. Dan bahkan untuk beberapa isu terakhir malah menjadi benalu bagi perjuangan Prabowo.
Keanehan ini membuat saya berpikir, apakah koalisi yang terbentuk itu memang tulus mendukung dan solid sampai dengan pemerintahan terbentuk - apabila menang? Saya termasuk yang menyayangkan mengapa seolah-olah Prabowo kampanye sendirian. Pada saat mendapat serangan tuduhan HAM, koalisinya seperti sekedar membela dan tidak mampu memberikan argumen yang meyakinkan bahwa Prabowo tidak seperti yang dituduhkan. Sayangnya yang lincah memberikan argumen bantahan hanya dari Gerindra. Apakah partai koalisinya memang tidak menguasai persoalan yang sebenarnya? Atau apakah partai koalisinya memiliki agenda tertentu di kemudian hari?
Dari kondisi ini sedikit mengkhawatirkan saya bahwa sebenarnya Prabowo hanya akan menjadi batu loncatan bagi koalisi untuk menggusurnya apabila memenangkan pilpres nantinya. Pengalaman membuktikan bahwa poros tengah yang dibentuk dulu konten koalisinya hampir sama ( minus PKB ).
Pendapat saya ini terpengaruh kuat dengan pendapat pengamat Politik dari Universitas Padjadjaran, Bandung, Muradi. Anda bisa membaca linknya http://www.suarapembaruan.com/home/koalisi-prabowo-berpotensi-pecah/58243#.U6wV2nZx1MM.facebook .
Semoga dugaan saya keliru. Dan semoga partai koalisi pendukung mampu memainkan peranan yang berarti untuk kompetisi pilpres saat ini. Karena bagaimanapun tanpa kehadiran partai koalisi maka Prabowo tidak mungkin menjadi capres pada pilpres 2014. Prabowo telah menjadi capres dan telah menunjukkan program-programnya, maka sekarang giliran partai koalisi pendukungnya membuktikan komitmennya yang kuat bahwa mereka bergabung dengan tulus tanpa pamrih serta tidak memiliki agenda tertentu di kemudian hari. Dan mereka bergabung memang untuk membangun bangsa dan negara Indonesia menjadi lebih baik daripada kondisi sekarang. Senang rasanya apabila pilpres menjadi ajang unjuk kekuatan intelektual mencerahkan arah perjalanan bangsa selanjutnya tanpa agenda tersembunyi yang mencurigakan.
MERDEKA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H