Seorang Ayah merupakan tauladan yang dibanggakan oleh anak - anaknya, selain menjadi kepala rumah tangga yang bertanggung jawab memberi nafkah terhadap keluarganya, seorang Ayah juga bertanggung jawab atas ketaatan dirinya serta keluarganya dalam beribadah kepada Allah SWT Sang Maha Pencipta seluruh alam.
Dalam islam seorang ayah bukan hanya suami dari ibu yang telah melahirkan kita, namun ada 3 ayah dalam sudut pandang islam yang sangat berpengaruh terhadap diri kita baik jasmani maupun rohani.
Sebagaimana yang dikatakan oleh Al-Habib Zain bin Sumait dalam kitabnya Al Manhaj As Sawiy Hal. 218 :
ابآؤك ثلاثة : ٱبوك الذي ولدك والذي زوجك ابنته والذي علمك وهو ٱفضلهم
Artinya : Ayahmu itu ada 3 : Orang yang menyebabkan kelahiranmu, orang yang menikahkanmu dengan putrinya dan orang yang mengajarkanmu, dan dialah yang paling utama diantara mereka.
Dari sini kita dapat memahami bahwa Ayah yang membimbing kita dalam keilmuan / rohani (Seorang guru) lebih mulia dibanding ayah kandung ataupun seorang mertua, karena pada akhirnya ilmulah yang akan terus menetap disaat tubuh sudah dipendam di liang lahat, dengan ilmu seseorang memahami bagaimana cara menjadi hamba yang ta'at kepada Allah dan berperilaku baik kepada sesama manusia, hablum minallah dan hablum minannas.
Namun bukan berarti kita dianjurkan untuk menghormati seorang guru saja tanpa menghormati ayah kandung ataupun mertua, kitapun tetap wajib berbakti kepada keduanya , terlebih jika Ayah kandung kita ataupun mertua kita sendiri juga menjadi guru kita, seperti guru dalam mempelajari al quran, tata cara beribadah, berakhlaq mulia dan lain sebagainya, tentu kita harus lebih menghormati dan memuliakannya, karena sebagaimana kita bersikap kepada orangtua kita merupakan cerminan sikap anak kita terhadap kita kelak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H