Pagi itu masih sangat buta, tapi suara ayam lantang berkokok menembus jalinan kabut tebal yang menyelimuti sekeliling rumah kami.
Seorang pria berkulit legam hanya dengan kaos mulai mengeluarkan perabotnya dan bersiap untuk berkeliling mencari penghidupan.
Tak lama, perabot itu dinaikannya di atas motor yang kemudian disusul dengan beberapa galon air dan gas melon yang ditumpuk bersama dengannya.
Setelah semua persiapan selesai dan matahari malu-malu menampakan sinarnya pria itu berlalu begitu saja dengan membawa setumpuk prabot yang rasanya memenuhi seluruh motornya.
Aktifitas itu adalah aktifitas yang selalu dilakukanya sebelum dirinya pergi mencari periuk lainnya yang mengharuskan rutinitas.
Sungguh rasanya pasti melelahkan, di pagi buta yang kebanyakan orang masih bergulat dengan mimpinya Dia sudah harus bertarung dengan kehidupan.
Semua itu Dia lakukan tidak lain tidak bukan hanya untuk keluarganya yang selalu menunggu Dirinya untuk sekedar bertukar lelah.
Begitu juga ketika Dirinya pulang dari rutinitas pekerjaan yang melalahkan di sore hari.
Tanpa berlama-lama menyandarkan bahu, Dirinya kembali menaikan perabot untuk kembali berkeliling dan mengadu nasib.
Kadangkala Aku membayangkan, ketika hujan mengguyur dengan hebat, dimana dirinya berteduh dan dengan siapa dirinya  bertukar kisah kehidupan ketika itu.