Menurut hemat saya kurikulum merdeka belum memerdekakan guru karena bebeberapa hal di bawah ini.Â
1. Guru Tersandera Platform Merdeka Mengajar
Setiap guru memiliki kemerdekaanya sendiri-sendiri bahkan setiap peserta didik memiliki minat dan bakatnya dalam belajar.
Namun ketika munculnya Platform Merdeka Mengajar kemerdekaan seorang guru serasa dirampas dan menjadikan referensi guru terbatas.
Bahkan pada gelaran Hari Guru Nasional tahun 2023 yang lalu platform merdeka belajar juga menjadi salah satu yang dikompetisikan dan diperlombakan.
Pada akhirnya guru sibuk melaksanakan aksi nyata untuk melengkapi tuntun pada Platform Merdeka Mengajar dan mendasarkan hasil pekerjaannya pada foto dan video kegiatan saja.
Oleh karena itu saya mengatakan guru tersandera Platform Merdeka Mengajar karena guru lupa bagaimana meningkatkan kualitas peserta didik yang didiknya serta lupa meningkatkan kualitasnya karena hanya terpaku pada Platform Merdeka Mengajar.
2. Guru Terbelenggu Administrasi
Kurikulum merdeka memang menjanjikan guru tentang penyederhanaan administrasi, namun ketika kita benar-benar masuk pada kurikulum merdeka itu tidak benar-benar terjadi.
Hal itu karena guru mendapatkan tekanan administrasi yang masih sama seperti pada pelaksanaan kurikulum sebelumnya bahkan ditambah.
Membuat modul ajar, menyiapkan tes diaknosis dan non diaknosis, menyiapkan pembelajaran berdiferiensiasi dan menyelesaikan Platform Merdeka Mengajar dengan berbagai tugas administrsi di dalamnya.