Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kurikulum Merdeka, Sudahkan Membuat Guru Merdeka?

17 Desember 2023   21:01 Diperbarui: 20 Januari 2024   05:18 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasu Guru Terbelenggu (Sumber: KOMPAS/HERYUNANTO)

Kurikulum merdeka yang digagas mas mentri Nadim Anwar Makarim sudah berjalan kurang lebih 3 tahun yang dimulai dari tahun 2021 yang lalu.

Pada implementasinya kurikulum merdeka telah dilaksanakan oleh 143.265 sekolah di seluruh Indonesia melalui kegiatan sekolah penggerak, SMK Pusat keunggulan maupun jalur mandiri.

Kurikulum merdeka menawarkan penyederhanaan administrasi guru, kemerdekaan guru dalam merancang pembelajaran dan meringankan beban belajar peserta didik.

Sudahkan seperti itu?, menurut saya, kurikulum merdeka yang diglorifikasi sebagai kurikulum yang bisa mengentaskan masalah pendidikan di Indonesia masih jauh panggang dari api.

Hal itu dapat dicek ketika kita melihat guru memiliki abigiusitas terkait implementasi kurikulum merdeka karena adanya perubahan substansi dalam implemetasinya.

Perubahan itu terlihat pada nomenklatur RPP menjadi modul ajar, P5, pembelajaran berdiferensiasi yang menggugat model-model pembelajaran menjadi tidak ajeg dan berbagai aplikasi pendidikan yang belum semua guru memahami dan menguasainya.

Ambigiusitas yang menurut saya pribadi terjadi pada implementasi kurikulum merdeka karena kurikulum merdeka bukanlah suatu yang ditunggu-tunggu guru.

Walaupun memang benar kurikulum harus disesuaikan zaman, namun benar juga bahwa perubahan kurikulum harus dilakukan secara periodik, sistemis dan terarah sehingga tidak menimbulkan ambigiusitas bagi guru selaku pelaksana kurikulum.

Jagan sampai perubahan kurikulum yang terjadi hanya sebagai suatu rutinitas yang lekat pada istilah "ganti mentri ganti kurikulum".

Pertanyaan, apakah kurikulum merdeka sudah memerdekakan guru?, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun