pohon sawit menjadi salah satu fokus pohon yang kami tanam di kebun kami.
Beberapa tahun iniUmurnya pun bervariasi, ada yang sudah 20 bulan, 12 bulan dan 6 bulan.
Umur yang bervariasi tersebut selain dikarenakan pembelian lahan yang tidak serempak, juga karena modal yang tidak cukup untuk sekali tanam.
Sehingga harus dilakukan selang dalam penanaman untuk mengatur biaya perawatan dan pembukaan lahan.
Memang dalam melakukan penanaman sawit tidak bisa dilakukan begitu saja, terlebih ketika tanah yang kita tanam masih berbentuk semi hutan dengan kayu dan semak di dalamnya.
Beruntung dari 3 lahan yang kami miliki, 2 lahan bekas sisa tanam sahang (lada) dan lahan yang ke 3 masih berbentuk semi hutan.
Oleh karena itu perlakuanya pun berbeda, bila lahan bekas sahang (lada), biasanya tinggal ditebas, dibakar dan kemudian di semprot.
Namun jika lahan semi hutan, perlakuannya pun berbeda, karena masih banyak semak dan pohon-pohon yang sangat rapat.
Oleh karena itu  perlakuan lahan semi hutan adalah ditebas, digergaji untuk pohon besar, di bakar, di panduk (memgumpulkan kayu-kayu), membakar kayu yang dipanduk tersebut kemudian baru ditanami.
Selain cara itu, juga ada cara yang lebih cepat, yaitu dengan menggunakan PC (Ekskavator)Â atau buldoser namun biayanya sangat besar.
Kelemahan di tebas adalah menyisakan tunggul (sisa batang pohon) yang tidak habis dipotong.